Sebagai permintaan maaf, keluarga Ip mengundang Cheung Fung ke rumah mereka untuk makan malam.
Di rumah Ip, Cheung Fung menampilkan keterampilan Wing Chun yang belum sempurna namun mengesankan.
Ketika Ip bertanya kepada Cheung Fung siapa mentornya, dia mengatakan mentornya adalah ayahnya sendiri, yaitu Cheung Tin-chi.
Meskipun Cheung Tin-chi berinteraksi dengan ramah dengan Ip, namun Ip diam-diam iri dan berusaha untuk melampaui dia.
Ip lalu berpartisipasi dalam pertarungan bawah tanah untuk mendapatkan uang tambahan.
Penyelenggaranya adalah Ma King-sang, seorang pemimpin triad lokal yang juga bekerja untuk Frank, seorang pengembang properti Amerika dan petinju yang sangat mahir.
Frank memerintahkan Ma untuk mendapatkan sebidang tanah yang ditempati oleh sekolah tempat Ip Ching dan Cheung Fung belajar.
Ma meminta waktu satu bulan untuk menyelesaikannya, tetapi diancam agar dapat selesai dalam waktu dua minggu.
Baca juga: Indonesia Youth Economic Society berikan Dukungan Terhadap Program Lembaga Sensor Film
Keesokan harinya, ketika Ip pergi menjemput putranya dari sekolah, dia menyaksikan Ma dan anak buahnya memaksa dan memukuli kepala sekolah, yang menolak menjual sekolah kepada mereka.
Ip kemudian mencari bantuan dari teman dekatnya "Fat Po", seorang detektif polisi setempat.
Fat Po setuju untuk membantu Ip, tetapi mengaku kekurangan tenaga dan pengaruh di masyarakat.
Ip kemudian memutuskan untuk menjaga sekolah bersama murid-muridnya.
Malam itu, mereka menangkis serangan anak buah Ma, yang mencoba membakar sekolah dan menculik kepala sekolah.
Cheung Fung juga membantu melawan mereka dan menyelamatkan kepala sekolah.