"Nggak nafsu makan dua hari," ujar Kiki.
Sang suami kemudian menyemangati Kiki untuk tak lagi menangis dan fokus untuk pengobatan yang harus dilakukan.
Tak lupa untuk berdoa dan meminta kesembuhan kepada sang pencipta.
"Dia bilang, 'Kita stop ya, jangan nangis lagi'."
"Saya harus fokus kedepannya apa, 'Pengobatannya apa yang kamu pilih?'
"Berdoa, meminta, memohon, minta kesembuhan, hanya berdoa, minta maaf sama Tuhan atas kesalahan-kesalahan yang pernah aku perbuat," terang Kiki.
Kiki mengerti dengan ujian diberikan oleh Tuhan dan ia tak merasa marah atau kesal.
"Merendahkan diri memang kita manusia yang penuh dengan dosa."
"Aku juga tau setiap manusia dalam hidup pasti ada pencobaan, Tuhan udah ijinkan pencobaan itu ada."
"Aku nggak marah, aku nggak yang kesel," kata Kiki.
Wanita berusia 52 tahun tersebut justru bersyukur lantaran masih bisa bernafas.
Mengingat kankernya yang besar seukuran telepon genggam hampir menutupi saluran pernafasannya.
"Aku cuma banyak mengucap syukur karena pagi-pagi aku masih bisa nafas."
"Kata dokter cancer aku tuh besarnya sebesar handphone yang ada di belakang yang hampir menutupi saluran pernafasan."