TRIBUNNEWS.COM - Artis Kiki Fatmala berhasil berjuang melawan kanker paru-parunya stadium IV yang diidapnya pada November 2021.
Meski sudah sembuh, Kiki tetap harus melakukan periksa rutin setiap tiga bulan.
Dikutip dari YouTube MAIA ALELDUL TV, Sabtu (14/5/2022), Kiki mengaku bahwa hasil kemoterapinya sudah jauh lebih baik.
"Dokter bilang setelah enam kali kemo hasilnya udah bagus."
"Jadi kankernya udah nggak ganas lagi, tapi harus tetep per tiga bulan harus dicek terus," tutur Kiki.
Baca juga: Kiki Fatmala Pasrah saat Divonis Idap Kanker Paru Stadium IV: Berdoa dan Minta Pertolongan Tuhan
Lebih lanjut, Kiki pun menceritakan pengalamannya berjuang melawan kankernya.
Hal ini berawal dari dirinya melakukan general check up
"Syok banget, kalau biasanya kan orang sakit, periksa."
"Kalau ini enggak, jadi aku biasa setiap tahun general check up."
2019 terakhir aku general check up, 2020 karena Covidnya lagi tinggi, jadi aku nggak sempet untuk general check up," terangnya.
Ia lalu mengajak suaminya untuk check up dan suaminya menyarankan untuk mengecek tumor marker.
"2021 aku udah bilang sama suami aku, 'Kita general check up, yuk, tahun lalu nggak general check up nih'."
"Temennya suami aku punya temen, dia ada sakit cancer, ada dua orang laki-laki."
"Dia bilang 'Kayaknya kamu nanti general check up, aku mau masukin cancer markernya'," ucap Kiki.
Setelah dicek hasilnya, ternyata ada kanker di paru-paru Kiki dan saat itu belum diketahui tingkat stadiumnya.
"Akhirnya dicek, pas keluar hasilnya ada sesuatu lah di paru-paru."
"Dilanjutin di CT Scan, dokter bilang 'Wah, ini kayaknya cancer', tapi belum tau cancer stadium berapa."
"Denger cancer aja rasanya tuh takut ya, tapi aku belum tau kalau stadium 4," ungkapnya.
Untuk mengetahui tingkatan stadium kanker, Kiki harus melakukan PET Scan dan menunggu hasilnya 1-2 hari kemudian.
Saat itu, Kiki merasa gelisah.
"Itu bener-bener nggak nafsu makan, nggak bisa tidur," ucapnya.
Suami Kiki kemudian mengambil hasil di rumah sakit tanpa Kiki.
Kiki langsung lemas begitu tahu hasilnya.
"Air matanya udah keluar belum ngomong, aku udah tau nih stadium berapa."
"Dia bilang stadium IV, aku udah nggak bisa ngomong."
"Nangisnya itu cuma keluar air mata nggak stop, udah lemes deh," sambungnya.
Bahkan, Kiki dan suami menangis dan tak bisa tidur hingga dua hari.
"Kita dua hari itu yang nangis berdua, mata dua-duanya udah bengkak, nggak bisa tidur."
"Nggak nafsu makan dua hari," ujar Kiki.
Sang suami kemudian menyemangati Kiki untuk tak lagi menangis dan fokus untuk pengobatan yang harus dilakukan.
Tak lupa untuk berdoa dan meminta kesembuhan kepada sang pencipta.
"Dia bilang, 'Kita stop ya, jangan nangis lagi'."
"Saya harus fokus kedepannya apa, 'Pengobatannya apa yang kamu pilih?'
"Berdoa, meminta, memohon, minta kesembuhan, hanya berdoa, minta maaf sama Tuhan atas kesalahan-kesalahan yang pernah aku perbuat," terang Kiki.
Kiki mengerti dengan ujian diberikan oleh Tuhan dan ia tak merasa marah atau kesal.
"Merendahkan diri memang kita manusia yang penuh dengan dosa."
"Aku juga tau setiap manusia dalam hidup pasti ada pencobaan, Tuhan udah ijinkan pencobaan itu ada."
"Aku nggak marah, aku nggak yang kesel," kata Kiki.
Wanita berusia 52 tahun tersebut justru bersyukur lantaran masih bisa bernafas.
Mengingat kankernya yang besar seukuran telepon genggam hampir menutupi saluran pernafasannya.
"Aku cuma banyak mengucap syukur karena pagi-pagi aku masih bisa nafas."
"Kata dokter cancer aku tuh besarnya sebesar handphone yang ada di belakang yang hampir menutupi saluran pernafasan."
"Seharusnya tuh nggak bisa nafas," imbuh Kiki.
Dalam kesempatan tersebut, Kiki juga mengaku bahwa saat itu dokter memvonis bahwa ia hanya bertahan selama enam bulan karena kanker yang dideritanya.
Bahkan, sebelumnya Kiki tak merasakan gejala sama sekali.
"Jadi bener-bener nggak ada gejala sama sekali, nggak ada yang dirasain apa-apa tiba-tiba divonis cancer stadium IV dan divonis enam bulan bakal meninggal?" tanya Maia memastikan.
"Iya, ada yang bilang seperti itu."
"Iya enam bulan meninggal kalau nggak diobati," jelas Kiki.
Kiki sangat bersyukur lantaran hingga saat ini masih dapat hidup.
"Sekarang aku masih ada saat ini ya semua karena kasih karunia Tuhan lah," lanjutnya.
Pemain film Si Manis Jembatan Ancol tersebut awalnya merasa takut dengan kemoterapi yang harus dijalaninya.
"Tadinya aku nggak mau kemo, mungkin ada pengobatan lain."
"Kata suami aku, pakai obat, pokoknya seumur hidup pakai obat."
"Aku takut banget sama kemo karena bayangan aku kemo tuh rambut botak, badan kurus, menyeramkan gitu ya," bebernya.
Namun, ternyata hasil darahnya tidak cocok untuk mengonsumsi obat sehingga dirinya harus menjalani kemoterapi.
Ia kemudian memutuskan untuk berobat di Singapura.
"Ternyata hasil darah, aku nggak bisa pakai obat, harus tetep kemo, aku nangis."
"Aku memutuskan akhirnya berobat di Singapore," ujarnya.
Kiki Fatmala pun memberi pesan kepada para pejuang kanker dan menegaskan bahwa tidak ada yang mustahil.
"Cancer memang penyakit yang menyeramkan, tapi nggak ada yang mustahil."
"Tetep berdoa, memohon, meminta, kita hanya deketin diri sama Tuhan."
"Bikin kekuatan, jadi kuasa doa tuh sangat nyata aku alami," tuturnya.
Meski Tuhan tak secara langsung menjawab doa umatnya, tetapi manusia harus tetap berdoa dan tak boleh mengeluh.
"Kadang-kadang Tuhan jawab tuh nggak langsung ya, perlu waktu."
"Kita harus tetep berdoa, jangan banyak mengeluh," ucapnya.
Selain itu, tetap bersyukur dan berpikiran positif untuk sembuh.
"Segala hal harus disyukuri, banyak mengucap syukur."
"Tuhan baik, pasti sembuhin, positive thinking," tutup Kiki Fatmala.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Kiki Fatmala