"Saling support, saling menjaga, dari kecilnya mereka semua."
"Gen Halilintar tentu bersama-sama kita, jarang kita tidak bersama, apalagi ketika mama masih hidup waktu itu," jelas Febrian.
Tentu, situasi ini membuatnya merasa kehilangan sekaligus rindu dan sedih.
"Tentu merasa kehilangan iya, kita merasa rindu dan sedih."
"Mudah-mudahan ini tidak lama, sayang sekali jika kesibukan duniawi kita, memutuskan hubungan silaturahim kita."
"Terutama kepada kedua orang tua yang sangat kita sayang," sambungnya.
Kakek Atta pun berharap cucunya, Atta bisa menjadi jembatan antara dirinya dengan Anofial agar bisa bertemu.
"Atta menghubungi ayahnya sendiri supaya dia sampaikan untuk bisa berjumpa dengan saya."
"Harapan saya, ayahnya Atta supaya bisa berjumpa dengan saya," ucap Asmid bin Datuk Syamsuddin Malako Kayo.
Febrian pun juga berpesan kepada Anofial untuk pulang ke Indonesia dan bertemu dengannya serta sang ayah.
"Kepada Bang Halilintar di mana pun abang berada, tidak pernah kita dapat kabarnya."
"Kembalilah, bertemulah dengan papa karena papa udah semakin uzur, sudah tampak semakin tua juga."
"Banyak sekali kekurangan fisik yang ada pada papa sekarang, kadang-kadang mulai pelupa, fisik kaki papa juga demikian," pungkasnya.
Febrian berharap, Atta bisa menjadi jembatan, seperti yang diharapkan oleh sang ayah.
"Saya sebagai adik dari Bang Halilintar, hanya itu yang saya harapkan, karena ini adalah ayah kita bersama."
"Saya sampaikan juga kepada Atta, jadikanlah dirimu jembatan, perantara, atau pendamai," tutup Febrian Amanda.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Gen Halilintar