TRIBUNNEWS.COM - Film Mencuri Raden Saleh telah merilis trailer pada Selasa, 31 Mei 2022.
Film yang disutradarai oleh Angga Dwimas Sasongko ini mengisahkan pencurian sebuah lukisan legendaris "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh.
Pada tayangan first look Mencuri Raden Saleh, terlihat adegan aksi yang cukup menegangkan.
Film Mencuri Raden Saleh ini dibintangi oleh Angga Yunanda, Iqbaal Ramadhan, Rachel Amanda, Umay Shahab, Aghniny Haque, dan Ari Irham, dikutip dari IMDb.
Visinema Pictures sebagai studio produksi film Mencuri Raden Saleh berhasil mendapat respon antusias dari masyarakat Indonesia.
Film Mencuri Raden Saleh akan tayang di bioskop pada 25 Agustus 2022 mendatang.
Baca juga: Sinopsis Film Jungle, Ekspedisi Yossi Mencari Suku Indian dan Hilang di Hutan Amazon
Siapa Raden Saleh?
Raden Saleh adalah pelukis Indonesia dan salah satu lukisan legendarisnya adalah "Penangkapan Pangeran Diponegoro" (1978).
Menurut Cagar Budaya Kemdikbud, petunjuk sejarah pertama mengenai lukisan karya Raden Saleh ini tertulis dalam surat Raden Saleh yang ditujukan kepada Adipati Ernst II dari Sachsen-Coburg dan Gotha pada tanggal 12 Maret 1857.
Dalam surat tersebut tertulis, antara lain telah menyelesaikan sebuah lukisan historis, yang menggambarkan tentang "Penangkapan Kepala Suku Jawa, Dipanegara, yang saya lukiskan untuk Paduka Yang Mulia Belanda".
Surat ini mengungkapkan keberanian Raden Saleh menawarkan lukisan kepada Raja Belanda yang menjajah tanah Jawa.
Baca juga: Bintangi Film My Sassy Girl, Tiara Andini Merasa Mimpinya Jadi Kenyataan
Lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro"
Pada awalnya Raden Saleh mendapat ilham komposisi lukisan historis "Penangkapan Pangeran Diponegoro" dari lukisan "Pengunduran Diri Charles V" karya Gallait yang menggambarkan bangkitnya kekuatan nasional yang sangat mendesak diperlukan banyak orang selama bertahun-tahun setelah invasi pasukan Jerman.
Hal paling utama yang sejalan dengan komposisi lukisan Gallait adalah semangat kebangkitan nasional yang digambarkan oleh Raden Saleh sebagai bentuk kemarahan terhadap pengkhianatan Belanda.