Gaya Nasida Ria pun diubah dan Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.
Dari situlah musik Nasida Ria yang baru mulai populer melalui lagu legendaris seperti Pengantin Baru, Tahun 2000, Jilbab Putih, Anakku dan Kota Santri.
Baca juga: Jinan Laetitia Rilis Album Perdana Bertajuk One, Pencarian Jati Diri Lewat 10 Lagu Andalan
Penampilan Nasional dan Internasional Nasida Ria
Lagu Nasida Ria banyak diputar di radio, dan mulai muncul di telivisi nasional.
Nasida Ria akhirnya bisa melakukan tur di seluruh Indonesia.
Dengan nada-nada yang mudah diingat dan pesan yang dapat dimengerti semua kalangan, Nasida Ria menjadi primadona.
Nuansa yang semarak dan ceria pun melekat pada diri Nasida Ria.
Hal tersebut didukung dengan ciri khas mereka, kostum meriah dan penuh warna yang tetap berpedoman pada syariah islam ini menjadi identitas mereka.
Tahun 1988, Nasida Ria tampil di beberapa Negara di antaranya Malaysia untuk memperingati 1 Muharram.
Mereka juga pernah diundang ke Berlin, Jerman oleh Haus der Kulturen der Welt untuk bermain di Die Garten des Islam (Pameran Budaya Islam) pada tahun 1994.
Pada Juli 1996, mereka kembali ke Jerman untuk Festival Heimatklange, dengan acara di Berlin, Mülheim, dan Düsseldorf.
Baca juga: Fourtwnty Bakal Rilis Album Baru, Bakal Libatkan Komunitas Vespa?
Eksistensi di Era Musik Modern
Perjalanan mereka berjalan baik dan cenderung meningkat hingga tahun 2000-an.
Namun setelah gencarnya masuk berbagai aliran musik dari barat membuat nama Nasida Ria mulai hilang.