"Dia beraninya lebih ke nekat, jadi kita tuh orang tua justru harus nahan-nahan," ucapnya.
Terbukti dari berlatih sepatu roda yang baru beberapa kali, Kanaka sudah nekat loncat dengan ekstrem.
"Kayak sepatu roda, baru belajar total sama hari ini tuh enam kali."
"Tapi udah loncat-loncatnya udah lumayan agak ekstrem."
"Jadi kitanya juga harus bisa ngewadahin supaya anaknya bisa lebih tau tekniknya, biar nggak terlalu bahaya," jelasnya.
Memiliki anak dengan hobi yang ekstrem membuat Tya mengaku khawatir.
"Khawatir banget sih sebenernya, cuma kan namanya dia itu mau explore."
"Olahraga itu memang bagus kan, asal tau tekniknya," ucapnya.
Hal terpenting bagi Tya adalah mengerti tentang keamanan dari olahraga yang dilakukan.
"Asal safety-nya udah dipenuhi, pakai helm, pakai pelindung tangan."
"(Pelindung) dengkul, semua bener-bener safety-nya udah dipikirin dan dijaga dengan pelatih."
"Jadi kalaupun sampai ada jatuh itu minim risiko lah," tuturnya.
Terkait dengan olahraga balap hingga cita-cita Kanaka menjadi pembalap, Tya secara tak langsung menunjukkan keraguan.
Kini, Kanaka tengah menjalani olahraga sepatu roda dan taekwondo.