"Kenapa itu lagunya yang dinyanyikan itu lagu saya? Padahal banyak yang lain yang lebih bagus," tutur pemilik nama asli Agus Purwanto itu.
"Itulah rejeki nggih, Pak," ucap Dewi.
"Alhamdulillah," sambung Abah Lala.
Selain tak percaya, Abah Lala juga merasa bingung lantaran lagu Ojo Dibandingke berkumandang di acara kenegaraan dan di antara lagu-lagu kebangsaan.
"Kadang saya nangisnya tuh gini, itu acara kenegaraan lho."
"Padahal di situ itu lagu Indonesia Raya, lagu-lagu kebangsaan."
"Lha itu 'Wong ko ngene kok dibanding-bandingke' kan saya sendiri bingung," imbuhnya.
Abah Lala mengaku bahwa biasanya hanya melihat acara dangdut yang dibawakan oleh seniman kampung.
Namun, kini lagu ciptaannya justru diperdengarkan dan ditonton oleh seluruh masyarakat di acara kenegaraan.
"Saya itu pertama nggak percaya karena seumur saya itu liat acara seperti itu ada dangdut."
"Apalagi dangdutnya itu lagu Jawa, terus yang dinyanyikan di situ cuman kayak seniman kampung."
"Saya itu orang dari desa, lagunya kok diputer di situ?" ujarnya.
Di sisi lain, Abah Lala juga merasa senang dan beruntung.
"Saya itu seneng, senengnya itu bukan main, beruntung."
"Memang saya itu kalau salat doanya pasti terakhir seperti ini."
'Bejo dunia, bejo akhirat' pasti kata-kata terakhir seperti itu," tuturnya.
"Beruntung di dunia dan beruntung di akhirat, amin," ucap Dewi menerjemahkan.
(Tribunnews.com/Katarina Retri)
Berita lainnya terkait Abah Lala