Tamara mengaku bahwa ibunya bekerja sebagai tukang rongsok.
"Keseharian mama itu ngapain aja? Pagi bangun jam berapa?" tanya Baim.
"Jam lima, (abis itu) masukin rongsok ke dalam karung," tutur Tamara.
Sementara itu, ayah Tamara meninggalkan Tamara sejak lama.
"Jadi semenjak dia di dalam kandungan, sudah ditinggalkan sama bapaknya."
"Jadi (ibunya) hamil, terus pergi tanpa ada keterangan sama sekali sampai dia seperti ini," terang Zera.
Lebih lanjut, Zera mengaku dirinya memiliki satu anak yang sekaligus menjadi teman sebangku Tamara.
Anaknya pun tertular memiliki kutu lantaran duduk dekat Tamara.
"Kebetulan dia ada kutu, nular lah ke anak wedok (anak perempuan)."
"Saya memang udah tau dia ada kutu, tapi kan 'Halah paling cuma 1,2,3 (kutu)', karena saya sendiri bisa ngebersihin."
"Aku rajin ngebersihin (kutu) anak wedok," ungkap Zera.
Zera juga menuturkan bahwa orang tua murid di sekolahnya rata-rata bekerja sebagai tukang rongsok.
Para murid pun bersekolah secara gratis dengan dana BOS dari sekolah.
Baim kemudian bergegas menuju ke toko sepeda bersama Tamara dan Zera.