Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Barefoot running atau lari tanpa alas kaki belakangan ini jadi tren dalam berolahraga.
Pelari juga bisa mengenakan penutup kaki yang lebih ringan daripada sepatu lari pada umumnya. Alas sangat tipis dan ringan, sehingga seakan-akan tidak memakai alas kaki.
Baca juga: Rutin Olahraga Lari, Kenapa Perut Tetap Buncit? Begini Kata Dokter
Nyatanya, barefoot running ini memiliki banyak manfaat. Hal ini diungkapkan oleh Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, Sport Medicine, Injury & Recovery Center RS Pondok indah Bintaro Jaya, dr. Antonius Andi Kurniawan.
Pertama, ketika kaki landing di permukaan tanpa ada beban alas, situasi ini akan langsung dirasakan oleh sensoris dalam tubuh.
"Sehingga ketika seseorang yang rajin latihan dengan barefoot run mereka tidak mudah terkena ankle spring atau keselo di pergelangan kaki," ungkapnya pada media diskusi di Jakarta Selatan, Kamis (8/9/2022).
Hal ini dikarenakan kaki langsung bisa merasakan dasar yang dipijak. Terkadang-kadang saat menggunakan sepatu baru yang terlalu tinggi membuat kaki tidak terbiasa. Sehingga mudah terpelintir.
Dampak kedua adalah otot menjadi lebih kuat. Begitu juga dengan pergelangan kaki, atau otot di sekitar pelangkah pun turut menjadi kuat.
Manfaat ketiga adalah jika lari dengan telanjang kaki, maka dapat memperbaiki teknik lari yang benar. Sehingga pembebanan jauh lebih rendah dan menghindari risiko cedera.
Hanya saja, ada sedikit kekurangan dari barefoot running ini.
"Mungkin kalau benar-benar telanjang kaki tanpa alas kaki. Ada risiko kena baru, atau benda lain yang menyebabkan berdarah. Itu salah satu negatifnya," tutup Andy.