TRIBUNNEWS.COM - Perseteruan antara Rara Pawang Hujan dengan Pesulap Merah masih berlanjut.
Beberapa waktu lalu, Rara sempat melayangkan somasi terbuka menuntut permintaan maaf dari Pesulap Merah.
Pesulap Merah tak mau merespons, kini pihak Rara mengaku sudah siapkan langkah hukum.
Diberi waktu 3x24 jam, Pesulap Merah disebut tak ada itikad baik untuk berkomunikasi dengan Rara.
"Sampai hari ini belum ada komunikasi, sampai hari ini belum menghubungi klien kami ataupun kami," jelas Minola Sebayang selaku kuasa hukum Rara, dikutip dari YouTube Intens Investigasi, Rabu (7/9/2022).
"Dan sampai hari ini belum meminta maaf secara langsung maupun tidak langsung," lanjutnya.
Baca juga: 3x24 Jam Sudah Lewat, Pesulap Merah Tak Kunjung Minta Maaf, Rara Siapkan Langkah Hukum
Mewakili Rara, Minola bakal secepatnya untuk mempersiapkan langkah hukum.
"Secepatnya kita akan lakukan langkah yang lebih lanjut," jelas Minola.
Sementara saat disinggung soal langkah hukum yang diambil Rara, pihaknya belum mau mengungkapkannya.
Ia beralasan hal itu masih rahasia, hingga takut rencananya terbaca oleh pihak lawan.
"Tapi kalau ditanya apa langkah yang sudah kita siapkan, kami belum bisa mengungkapkannya," tuturnya.
"Bukannya belum ada tapi hanya kami nggak ingin langkah kami dibaca lebih awal,"
"Itu merupakan rahasia, biarlah pada waktunya nanti semua orang tahu," pungkasnya.
Dalam kesempatan itu, Minola menegaskan permasalahan antara Rara dan Pesulap Merah bukan terkait perdukunan.
Rara disebut merasa tersinggung karena dipermalukan oleh Pesulap Merah.
Sebelumnya, Pesulap Merah menyebut aksi Rara saat melakukan pekerjaan sebagai pawang hujan seperti tengah stand up comedy.
"Kami tegaskan ini bukan masalah perdukunan, apakah pawang hujan benar atau tidak. Saya tidak meng-klaim konteks itu,"
"Saya hanya mengurusi masalah hukumnya ketika seseorang merasa dipermalukan," paparnya.
Baca juga: Bela Pesulap Merah, Hotman Paris Sebut Tak Ada Ketentuan Undang-undang Tentang Dukun
Ia mengingatkan kepada Pesulap Merah supaya lebih santun ketika memberikan edukasi ke publik.
Sehingga tak akan menyinggung pihak manapun.
"Karena kalau untuk mengedukasi dan apapun alasannya itu ada yang lebih santun," terangnya.
"Dan belum tentu apa yang kita katakan itu benar, kita juga harus memiliki pemikiran yang positif dan asas praduga tak bersalah,"
"Jadi jangan mengeneralisasi karena satu dua pembongkaran trik ternyata benar kemudian kita mengeneralisasi semua orang itu adalah tidak benar. Seoalah itu yang benar kita. Ini yang menjadi persoalan," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Ayumiftakhul)