Laporan Wartawan Tribunnews.com, Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah berhasil menggebrak dengan single berjudul “Bleeker” 2022 silam, band metal Amerta menunjukkan eksistensinya lewat single baru berjudul 'Chevron.
Masih dengan spirit serupa seperti sebelumnya: membawa musik metal keluar menembus spektrum yang biasa dilekatkan pada komposisi garang dan tata berat semata.
Bedanya 'Chevron' punya intensitas perasaan yang dalam. Gelap dan moody, berat lalu terhenyak. Bersemayam mengisi relung melankolia.
Baca juga: Chord Timur Tragedi - Power Metal: Sanak Saudara Hilang Entah ke Mana
Sebagai eminen metal dengan sensibilitas distopia, 'Chevron' sekali lagi memperlihatkan kemampuan Amerta mengaduk-aduk temperamen, melancong jauh menuju imaji kontra diksi.
'Chevron' memamerkan emosi janggal sebuah komposisi metal lambat yang demikian berat bisa mengandung melankolia. Tepat untuk menunjukkan potensi dan lebarnya spektrum Amerta sebagai kuintet metal.
“Kami dari usia dini terekspos dan terbiasa mendengar banyak jenis musik. Mungkin ini yang menjadi identitas kami sejak awal. Secara natural keberagaman referensi itulah yang menghasilkan Chevron, Ada sisi manis, namun tetap heavy. Neraka tapi dingin,” tutur Anida Sabrina Bajumi.
'Chevron' akan dirilis dengan format vidio klip melalui akun Youtube Amerta pada tanggal 24 Oktober 2022. Selain itu, Chevron juga bakal dirilis berbentuk kaset pita oleh Grieve Records sebagai maxi single bersama 'Bleeker' pada tanggal 1 November, serta melalui seluruh wadah musik digital pada tanggal 18 November 2022.
“Bicara soal referensi, itu hal yang abstrak. Yang pasti, kami merasa estetika kegelapan itu telah sejak lama tercantum dalam benak bawah sadar kami. Mereka selalu keluar begitu saja ketika dibutuhkan.” jrlsd gitaris Raja H Panggabean.
Menulis lagu pelan bagi band metal bukanlah perkara gampang, sebuah ujian mencapai tingkat eksplorasi bermusik selanjutnya. Ajang tepat bagi Amerta. Melalui sonikal 'Chevron', kekuatan formasi teranyar mereka diperkenalkan.
Dua personel baru resmi direkrut, vokalis Techa Aurelia (Pelteras) dan penyintesis Lody Andrian (Fakecivil). Dua musisi yang sangat fasih dalam instrumentasi masing-masing. Tentu saja, masih di bawah arahan konselor – produser Ricky Siahaan.
Warna dua punggawa baru ini sangat jelas terasa di single “Chevron”. Osilasi suara Techa Aurelia menggumpal momen kepedihan yang bermartabat. Solid bariton.
“Suara gue campuran feminim dan maskulin, mungkin terdengar androgini. Karakter seperti itu menyadarkan pendengar bahwa dalam kesuraman dan kesedihan, semua kegelapan yang kita lihat itu hanya bersumber dari kepala saja,” tutur Techa Aurelia.
Ditambah polesan atmosferik Lody Andrian yang merekatkan nuansa psikedelia di ruang belakang, kombinasi tersebut melahirkan sensasi mengawang yang dibutuhkan.