Dua tahun kemudian, Remy Sylado menjadi redaktur Harian Tempo Semarang.
Remy juga pernah menjadi redaktur Tempo Semarang hingga tahun 1966.
Setelah itu, Remy Sylado dipercaya mengemban tugas sebagai redaktur Majalah Aktuil di Bandung pada tahun 1970.
Hingga Remy menjadi seniman yang serba bisa.
Ia menjalani berbagai profesi, yakni penyair, novelis, cerpenis, dramawan, kritikus sastra, pemusik, penyanyi, penata rias, aktor, ilustrator, wartawan, dan dosen.
Baca juga: Sastrawan Remy Sylado Meninggal Dunia, Berikut Karya-karyanya, Ada Kerudung Merah Kirmizi
Fadli Zon saat menjenguk Remy Sylado. Ia membagikan kabar Remy Sylado meninggal lewat unggahan di Twitter, Senin (12/12/2022). (Twitter @fadlizon)
Penggagas Puisi Mbeling
Remy dikenal sebagai pelopor puisi Mbeling.
Puisi Mbeling merupakan gerakan Mbeling yang dicetuskan Remy Sylado.
Gerakan Mbeling adalah suatu gerakan yang dimaksudkan mendobrak sikap rezim Orde Baru.
Benih gerakan ini mulai dikenalkan oleh Remy Sylado pada tahun 1971, ketika ia mementaskan dramanya berjudul Messiah II di Bandung.
Namun, pada waktu itu, istilah Mbeling belum diperkenalkan.
Istilah tersebut, baru dipopulerkan pada tahun 1972 saat Remy mementaskan dramanya "Genessis II di Bandung".