Laporan Wartawan Tribunnews.com, Mohammad Alivio
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar duka datang dari dunia seni Tanah Air, novelis sekaligus sastrawan Remy Sylado meninggal dunia pada Senin (12/12/2022).
Saat ini jenazah disemayamkan di rumah duka, kawasan Cipinang Muara, Jakarta Timur.
Baca juga: Remy Sylado Meninggal Dunia, Putranya Sebut Rencana Pemakaman Besok
Rencananya mendiang Remy Sylado akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo, hari ini, Selasa (13/12/2022).
"Rencana akan dimakamkan di Menteng Pulo besok (hari ini) sekitar pukul 11.00 WIB berangkat dari sini," kata istri Remy Sylado, Emmy Tambayong, ditemui di rumah duka, Cipinang Muara.
Terkait meninggalnya, Emmy menjelaskan bahwa mendiang suaminya itu sudah tidak bisa makan sejak kemarin lusa.
"Saya masih kasih dia kue talam sepotong, tapi sudah gak bisa ngomong, nafasnya juga udah satu satu," ujarnya.
Baca juga: Profil Remy Sylado, Sastrawan Penggagas Puisi Mbeling Meninggal Dunia
Lebih lanjut, sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, Remy Sylado memiliki riwayat penyakit stroke.
"Ini stroke yang ketiga dan di usia 80 tahun memang dokter bilang membutuhkan waktu lama untuk pulih," jelas Emmy.
Hingga akhirnya kondisi Remy Sylado kian memburuk sejak beberapa hari terakhir.
Perutnya juga mengalami pembengkakan, sehingga mendiang kerap mengeluh kesakitan.
Untuk diketahui Remy Sylado memiliki nama asli Japi Panda Abdiel Tambajong.
Baca juga: Fadli Zon Sampaikan Kabar Duka, Sastrawan Remy Sylado Meninggal Dunia
Ia merupakan seorang sastrawan, dosen, novelis, penulis, penyanyi, aktor dan mantan wartawan Indonesia keturunan Minahasa, Sulawesi Utara.
Beberapa film yang turut dibintanginya di antaranya, Taksi (1990), Bulan di Atas Kuburan (2015), dan Senjakala di Manado (2016).
Profil Remy Sylado
Diketahui, Remy Sylado merupakan sastrawan penggagas Puisi Mbeling.
Dikutip dari ensiklopedia.kemdikbud.go.id, puisi "Mbeling" merupakan bagian gerakan mbeling yang digagas Remy Sylado.
Gerakan mbeling, yakni suatu gerakan untuk mendobrak sikap rezim Orde Baru yang dianggap munafik.
Remy Sylado lahir di Malino, Makassar, Sulawesi Selatan pada 12 Juli 1945.
Remy Sylado memiliki nama lengkap Yusbal Anak Perang Imanuel Panda Abdiel Tambayong atau Yapi Panda Abdiel Tambayong.
Baca juga: Belajar dari Rumah TVRI Minggu 26 April 2020: Mengenal Sosok Sastrawan Indonesia Remy Sylado
Ia terlahir dari pasangan suami-istri, Johannes Hendrik Tambayong dan Juliana Caterina Panda.
Sejak duduk di bangku sekolah dasar, Remy Sylado memiliki bakat dalam menulis kaligrafi Arab.
Selain itu, Remy Sylado memiliki bakat dalam dunia seni peran.
Masa kecilnya, Remy pernah menjadi tokoh drama ketika berumur empat tahun sebagai seekor domba di kandang natal.
Remy pun pernah bermain drama berjudul "Midsummer Night's Dream" karya Shakespeare.
Perjalanan Karier
Dikutip dari TribunnewsWiki.com, Remy Sylado mengawali kariernya sebagai seorang penulis.
Pada tahun 1963, Remy menjadi seorang wartawan dari surat kabar Sinar Harapan.
Dua tahun kemudian, Remy Sylado menjadi redaktur Harian Tempo Semarang.
Remy juga pernah menjadi redaktur Tempo Semarang hingga tahun 1966.
Setelah itu, Remy Sylado dipercaya mengemban tugas sebagai redaktur Majalah Aktuil di Bandung pada tahun 1970.
Hingga Remy menjadi seniman yang serba bisa.
Ia menjalani berbagai profesi, yakni penyair, novelis, cerpenis, dramawan, kritikus sastra, pemusik, penyanyi, penata rias, aktor, ilustrator, wartawan, dan dosen.
Baca juga: Sastrawan Remy Sylado Meninggal Dunia, Berikut Karya-karyanya, Ada Kerudung Merah Kirmizi
Fadli Zon saat menjenguk Remy Sylado. Ia membagikan kabar Remy Sylado meninggal lewat unggahan di Twitter, Senin (12/12/2022). (Twitter @fadlizon)
Penggagas Puisi Mbeling
Remy dikenal sebagai pelopor puisi Mbeling.
Puisi Mbeling merupakan gerakan Mbeling yang dicetuskan Remy Sylado.
Gerakan Mbeling adalah suatu gerakan yang dimaksudkan mendobrak sikap rezim Orde Baru.
Benih gerakan ini mulai dikenalkan oleh Remy Sylado pada tahun 1971, ketika ia mementaskan dramanya berjudul Messiah II di Bandung.
Namun, pada waktu itu, istilah Mbeling belum diperkenalkan.
Istilah tersebut, baru dipopulerkan pada tahun 1972 saat Remy mementaskan dramanya "Genessis II di Bandung".
Riwayat Pendidikan
Remy Sylado mengenyam pendidikan sekolah dasarnya di Makasar.
Pada tahun 1954, Remy melanjutkan sekolahnya ke Semarang dan lulus SMA tahun 1959.
Di Semarang, ia sempat bermain drama berjudul "Midsummer Night's Dream" karya Shakespeare.
Setelah lulus SMA, Remy belajar di Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI), Solo, dan di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI), Solo pada tahun 1959-1962.
Kemudian, ia masuk ke pendidikan di Akademi Bahasa Asing (Jakarta).