"Ada salah paham yang tiap hari. Jadi hal-hal yang bukan kewajiban saya, itu diadukan ke saya," jelas Dodit.
Salah satunya lampu perempatan di desa Dodit tidak bisa menyala lagi.
Warga desa melimpahkan hal tersebut kepada Dodit, padahal itu bukan tanggung jawabnya.
Kemudian saat gorong-gorong di kampungnya ambles, warga kembali menyebut nama Dodit.
"Contoh lampu perempatan mati minta Dodit aja."
"Terus gorong-gorong ambles itu minta Dodit aja buat ngecor Rp 5 juta."
"Itu kan tanggung jawab pemerintah to," ujar Dodit.
Tidak hanya itu, untuk acara 17 Agustus, Dodit juga dimintai oleh tetanggnya untuk menutupi kekurangan.
"17 Agustusan, misal ini kurang sekian juta nih, ya emang nggak aku kasih sih," teran Dodit.
Namun, Dodit tidak memberikan kekurangan tersebut.
Lantaran ia ingin mendidik tetanggnya agar tidak selalu hal-hal kecil ditangani oleh Dodit.
"Tujuanku mendidik warga. Bukannya aku pelit ya, beda beda beda beda."
"Tidak semua itu dibebankan ke tetangga Anda yang lebih sukses."
Kecuali kalau tetangga yang lebih sukses, dan berbaik hati uangnya dipersembahkan kepada warga itu bebas," papar Dodit.
Kendati demikian, Dodit menyampaikan pesan kepada tetanggnya.
Ia menegaskan jika taks semua artis yang tampil di TV memiliki kekayaan yang berlimpah setara Raffi Ahmad.
"Ya jadi jangan dikira orang yang masuk TV dan syuting itu se-level Raffi Ahmad ya," tutup Dodit.
(Tribunnews.com/Dicha Devega)