TRIBUNNEWS.COM - Marcel Radhival alias Pesulap Merah dipolisikan Persatuan Dukun Indonesia beberapa waktu lalu.
Ia dipolisikan karena postingannya di Instagram dinilai mengandung unsur dugaan kebencian terhadap dukun.
"Yang dipermasalahkan tentang postingan saya di Instagram," ujar Pesulap Merah saat ditemui di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (23/12/2022).
"Saya menjelaskan dukun itu tukang tipu dan tukang cabul berkedok agama atau berkedok budaya yang menggunakan keajaiban untuk penipuan," kata Pesulap Merah lagi.
Baca juga: Diperiksa Polisi, Pesulap Merah Jawab 43 Pertanyaan Terkait Unggahan Dukun Tukang Tipu dan Cabul
Kuasa hukum Pesulap Merah, Yunus Adhi Prabowo, menjelaskan maksud dari kliennya itu.
"Maksud dukun cabul dan tukang tipu itu adalah dukun-dukun yang menggunakan peralatan, yang bisa dibuktikan secara ilmiah, kemudian menakuti korban atau pasien yang kemudian mendapatkan keuntungan untuk memperkaya diri," ucap Yunus.
Karenanya, Marcel Radhival hingga kini pun bingung mengapa dirinya bisa dilaporkan atas kasus dugaan ujaran kebencian.
"Dia nggak terima, saya nggak tahu juga, dimana ujaran kebencian terhadap dukun padahal nggak tertuju kepada pekerjaan tertentu karena itu definisi dukun yang saya maksud," lanjutnya.
Oleh karena itu dirinya hanya menjalani pemeriksaan untuk mengklarifikasi unggahan tersebut di Polres Metro Jakarta Selatan.
"Nggak ada sih (pembuktian) diintirview ajah klarifikasi," pungkas Pesulap Merah.
Diberitakan sebelumnya, Pesulap merah yang memiliki nama asli Marcel Radhival dilaporkan Persatuan Dukun Indonesia ke Polres Metro Jakarta Selatan pada 10 Agustus 2022.
Adapun pelapor yang mengaku sebagai perwakilan dari Persatuan Dukun Indonesia itu bernama Agustiar atas kasus dugaan pelanggaran Undang Undang ITE.
Baca juga: Buntut Laporan Persatuan Dukun Indonesia, Pesulap Merah Akui Banyak Pekerjaan Dibatalkan
Kini, Pesulap Merah telah menjalani pemeriksaan perdana di Polres Metro Jakarta Selatan sebagai saksi pada Jumat (23/12/2022).
Dalam pemeriksaan tersebut, penyidik menanyakan 43 pertanyaan kepada Pesulap Merah.
Banyak orang tersadarkan
Pesulap Merah tak sependapat apabila pernyataannya pada video yang diperkarakan Persatuan Dukun Indonesia, mengandung unsur ujaran kebencian.
Baginya, konten yang dibuat merupakan edukasi terkait cara kerja para dukun.
"Tanggapan saya sih Alhamdulillah. Edukasi saya jadi tersebar ke banyak orang, yang tadinya enggak kenal saya, jadi penasaran nih, memang apa sih yang si di edukasi Marcel? Akhirnya nonton ke canel saya, pesulap Merah Productions," kata Marcel.
Melalui kanal YouTubenya, Pesulap Merah menjelaskan secara ilmiah cara kerja dukun yang berkedok agama atau budaya.
Ia menyebut penontonnya dapat berpikir ilmiah tentang cara kerja dukun.
"Akhrinya disitu banyak yang nonton Ternyata banyak dukun yang menggunakan trik. Ternyata selama ini yang dianggap hal gaib itu bisa dijelaskan secara ilmiah. alhamdulillah," tutur Pesulap Merah.
Banyak warganet menurutnya sadar akan pekerjaan dukun yang dinilai merugikan seseorang.
"Sangat banyak, 'tadi ya saya percaya dukun, tadinya saya begini' banyak," kata Marcel Radhival.
Masa lalu Marcel Radhival sebelum jadi Pesulap Merah
Marcel Radhival atau Pesulap Merah ternyata dulunya bekerja sebagai driver ojek online.
Pesulap Merah mencari nafkah sebagai driver ojek online selama tiga tahun.
Pengakuan tersebut disampaikan Pesulap Merah dalam tayangan pada kanal YouTube Cumicumi, Sabtu (28/9/2022).
Baca juga: Pesulap Merah Akui Tak Pernah Peduli Somasi Rara: Sudah 3X24 Jam dan Tidak Terjadi Apa-apa
Awalnya Pesulap Merah menceritakan pro dan kotra profesi yang ia jalani sekarang.
"Dulu saya jadi ojek online juga pro kotranya banyak, jadi semua bidang juga pro kontra ada," jelas Pesulap Merah.
"Saya tiga tahun," tambah Pesulap Merah.
Pesulap Merah menjelaskan saat dirinya mencari pelanggan di sekitar daerah Pamulang.
"Saya sekitar Pamulang aja," ujar Pesulap Merah.
Pesulap Merah lantas menceritakan pengalaman saat menjadi driver ojek online.
"Waktu jadi ojek online yang bikin kesel banget waktu kita lagi capek-capeknya berangkat pagi pulang malem."
"Nah ada aja tuh konsumen yang 'bu jemput dimana ya','ikutin maps aja mas', 'rumanya yang mana ya' kita kan butuh yang jelas ya malah dia bales 'samping rumah bu Teti yang anaknya dua' lah bu Teti itu siapa juga gue gak kenal," terang Pesulap Merah.
"Seolah-olah kita orang situ apa ya, padahal kan kita kemana-mana ya," tambah Pesulap Merah.