TRIBUNNEWS.COM - Golden Globes selama ini dianggap sebagai ajang penghargaan film yang berpengaruh.
Pemenang dari Golden Globes Awards biasanya digadang-gadang menjadi pemenang Piala Oscar yang digelar tak lama setelahnya.
Juri atau pemilih untuk Golden Globes terdiri dari Hollywood Foreign Press Association (HFPA), sekelompok jurnalis dan fotografer yang meliput media AS untuk organisasi di luar negeri.
HFPA didirikan pada tahun 1943 dan biasanya memiliki sekitar 90-100 anggota.
Mereka telah menjadi tuan rumah The Golden Globes sejak 1944.
Namun, selama beberapa dekade, Golden Globes telah dilanda kontroversi.
Baca juga: Momen Golden Globes 2023: Lelucon Tak Sopan Jerrod Carmichael hingga Pidato Presiden Zelensky
HFPA sebagai organisasi dan anggotanya telah menerima tuduhan korupsi, rasisme, dan kekerasan seksual.
Skandal memuncak pada tahun 2021 ketika sejumlah aktor dan studio besar mengumumkan bahwa mereka tidak akan lagi berpartisipasi dalam Golden Globes.
Golden Globes 2022 pun diboikot oleh banyak orang dan NBC menolak untuk menyiarkannya.
Tahun ini, Golden Globes telah kembali.
Sejumlah artis menghadiri acara tersebut.
Namun apa yang sebenarnya terjadi pada Golden Globes hingga dianggap ajang penghargaan paling kontroversial?
Mengutip movieweb.com, berikut adalah deretan skandal yang pernah menjerat Golden Globes Awards.
Baca juga: Golden Globes 2023: Eddie Murphy Buat Lelucon soal Tamparan Will Smith
1958: Sistem Pemungutan Suara yang Korup
Keluhan terhadap HFPA dan Golden Globes sudah ada sejak tahun 1950-an.
Pada awal tahun 1958, lebih dari satu dekade setelah penghargaan tersebut didirikan, presiden HFPA, Henry Gris, mengundurkan diri.
Dia mengklaim bahwa penghargaan itu bersifat transaksional.
Kemudian pada tahun 1982, skandal KKN besar mencuat.
Aktris muda Pia Zadora memenangkan Best New Star of the Year untuk perannya di Butterfly.
Banyak yang mengklaim bahwa dia diberi penghargaan setelah suaminya yang miliarder merayu para pemilih dengan perjalanan ke kasino Las Vegas miliknya.
Meski begitu, Zadora masih berpendapat bahwa dia memenangkan penghargaan "adil dan jujur".
Baru-baru ini, pada tahun 2020, ada gugatan terhadap HFPA dari jurnalis Kjersti Flaa.
Dia berpendapat bahwa "organisasi bebas pajak beroperasi sebagai semacam kartel, melarang pelamar yang memenuhi syarat - termasuk dirinya sendiri - dan memonopoli akses pers yang sangat penting sambil mensubsidi pendapatan anggotanya secara tidak benar".
Klaim ini didukung oleh bukti anekdotal dari Denzel Washington.
Ia diberitahu oleh produser Freddie Fields bahwa yang perlu dia lakukan untuk agar menang adalah "memberi makan pemilih" dan "berfoto dengan semua orang," dan dia memang menang.
2018: Tuduhan Pelecehan Seksual
Skandal serius lainnya dari anggota HFPA adalah mengenai pelecehan seksual.
Pada tahun 2018, aktor The Whale Brendan Fraser mengaku ia diraba-raba oleh Presiden HFPA Phil Berk pada tahun 2003.
Investigasi internal HFPA menyimpulkan bahwa perilaku Berk hanyalah lelucon, Fraser tidak setuju.
Berk tetap menjadi Presiden organisasi hingga April 2021.
Bintang Marvel Scarlett Johansson juga menyatakan bahwa dia menjadi sasaran komentar seksis dari anggota HFPA yang hampir berujung pelecehan seksual.
2020: Rasisme dan Kurangnya Keanekaragaman
Masalah HFPA dengan ras menjadi perhatian publik pada tahun 2020.
Saat itu, ada 87 anggota HFPA tetapi terungkap tidak ada satupun dari mereka yang berkulit hitam.
Selain itu, presiden HFPA yang disebutkan sebelumnya, Phil Berk, menggambarkan gerakan Black Lives Matter sebagai "gerakan kebencian rasis".
Di antara diskusi tentang KKN dalam sistem pemungutan suara, kurangnya nominasi film dari kru dan pemain kulit hitam juga disorot.
Misalnya, pada tahun 2021, pesaing penghargaan utama seperti Judas and the Black Messiah dan Ma Rainey's Black Bottom absen dari nominasi Film Drama.
Apakah ini akibat dari kurangnya kampanye (atau suap), atau rasisme yang lebih berbahaya, efeknya sama: Prestasi kulit hitam diremehkan.
Citra Baru
Agar Golden Globes tetap hidup, HFPA memiliki rencana untuk serangkaian reformasi.
Golden Globes sebagai acara penghargaan akan diambil alih oleh perusahaan nirlaba Eldridge Industries, dijalankan oleh CEO HFPA Todd Boehly.
Perusahaan baru yang dibuat oleh Eldridge akan menerima hak atas Golden Globes dan mengembangkan staf dan tim eksekutif.
HFPA sendiri akan tetap menjadi organisasi nirlaba dan telah membentuk komite untuk mengatur asetnya.
Juga termasuk dalam reformasi adalah pembatasan hadiah yang dapat diterima pemilih.
Ada pula penambahan 21 anggota baru — kebanyakan dari mereka adalah orang non kulit putih.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)