TRIBUNNEWS.COM - Inilah lirik Qasidah Nahdliyah Satu Abad NU ciptaan KH Afifuddin Muhajir.
Lirik Qasidah Nahdliyah Satu Abad NU, berikut lengkap dengan artinya.
Makna dari lirik Qasidah Nahdliyah Satu Abad NU ini berisi tentang perjalanan sejarah dan harapan Nahdlatul Ulama (NU) kedepannya.
Melalui lirik Qasidah Nahdliyah Satu Abad NU, KH Afifuddin Muhajir seakan mengajak pendengar untuk mengenal peran KH Hasyim Asy'ari dalam berdirinya NU.
Dalam lirik Qasidah Nahdliyah Satu Abad NU ini juga ditegaskan bahwa NU sangat menjaga akidah Ahli Sunnah wal Jamaah.
Serta harapan NU untuk dapat menghadapi segala tantangan zaman di depan mata.
Baca juga: Presiden Jokowi Minta NU Persiapkan Nahyidin Muda Kuasai Teknologi Digital
Lirik Qasidah Nahdliyah Satu Abad NU
بِنَهْضَةِ العُلَمَا اَنْهِضْ عَزَائِمَنَا : نَرْعَى بِهَا الْمَجْدَ وَالْإِسْلَامَ وَالْوَطَنَا
“Dengan Nahdlatul Ulama, kita bangkitkan tekad # Melalui Nahdlatul Ulama kami menjaga kemulian, Islam dan tanah air.
جَمْعِيَّةٌ أَسَّسَتْهَا خَيْرُ كَوْكَبَةٍ : كَأَنَّهَا البَرْقُ فِي الظَّلْمَاءِ حِيْنَ سَنَا
“Nahdlatul Ulama didirikan bintang-bintang ulama terbaik # Nahdlatul Ulama seperti kilat di kegelapan”
لَقَدْ بَنَى حَضْرَةُ الشَّيْخِ الْأَسَاسَ لَهَا: أَيْ هَاشِمٌ أَشعَرِي أَعْظِمْ بِهِ مِنَنَا
“Hadlratus Syaikh meletakkan pondasi Nahdlatul Ulama#Yaitu Hasyim Asy’ari yang sosoknya merupakan anugerah luar biasa!”
مِنْ شَيْخِنَا أَيْ خَلِيْلٍ فِي إِشَارَتِهِ : قُطْبِ الْوِلَايَةِ مَنْ رَبَّى مَشَايِخَنَا
“Melalui isyarat Syaikhona Kholil# seorang wali qutub yang mendidik ulama-ulama kami”
فِي كُلِّ أَرْجَاءِ أَرْضٍ يَنْزِلُوْنَ بِهَا : كَانُوْا عَلَى كُلِّ بَحْرِ الْفِتْنَةِ السُّفُنَا
“Mereka tersebar di seluruh penjuru bumi # Mereka laksana bahtera dalam mengarungi lautan fitnah”
إِلَيْهِ أَرْسَلَ يَوْمًا سُبْحَةً وَعَصَا : مِنْ شَيْخِنَا أَسْعَدٍ يَا بَهْجَةَ الْفُطَنَا
“Suatu hari Syaikhona Khalil mengirimkan tasbih dan tongkat kepada Hadlratus Syaikh Hasyim Asy’ari# melalui Syaikh As’ad, kebanggaan para cerdik-pandai”
وَقَدْ تَلاَ آيَةً في هَاشِمٍ فَبَكَى : بُكَاءَ مَنْ سُرَّ فِيْمَا قَدْ رَجَاهُ دَنَا
“Syaikh As’ad membacakan ayat (al-Qur’an) kepada Hadlratus Syaikh Hasyim, dan Syaikh Hasyim menangis # tangis bahagia karena apa yang diharapkannya akan terwujud dengan segera”
وَقَالَ أَسْعَدُ يَا قَهَّارُ مُرْتَجِفَا : وَقَالَ أَسْعَدُ يَا جَبَّارُ مُؤْتَمِنَا
“Syaikh As’ad memaba Yâ Qohhâr dengan gemetar # dan mengucapkan Yâ Jabbâr dengan keyakinan tak tergoyahkan”
عَبْدُ الْوَهَّابِ لَنَا شَيْخٌ وَقُدْوَتُنَا : وَبَعْدَهُ شَيْخُنَا بِشْرِى مُعَلِّمُنَا
“Syaikh Abdul Wahab (Hasbullah) adalah syaikh dan panutan kami, dan setelahnya adalah Syaikh Bisri (Syansuri), guru kami”
أُوْلَئِكَ الْعُلَمَاءُ الأَوْلِيَاءُ لَهُمْ : فَضْلٌ وَسَبْقٌ وَإِحْسَانٌ لِنَهْضَتِنَا
“Mereka adalah para ulama dan wali-wali Allah # yang memiliki kelebihan, persembahan dan kebaikan untuk memajukan jam’iyah kami”
صَانَتْ عَقِيْدَةَ أَهْلِ السُّنَّةِ الكُرَمَا : مِنْ كُلِّ زَيْغٍ غَوِيٍّ يَبْعَثُ الفِتَنَا
“Nahdlatul Ulama menjaga akidah Ahli Sunnah yang mulia#dari setiap penyimpangan yang menimbulkan fitnah”
تَصُوْنُ وَحْدَةَ إِنْدُونِيْسِيَا أَبَدَا : مِنِ افْتِرَاقٍ كَرُوحٍ صَانَتِ البَدَنَا
“Selamanya Nahdlatul Ulama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia#dari perpecahan, seperti ruh memelihara raga”
لَقَد بَلَغْتِ سَنَامَ الْعِزِّ فِي مِئَةٍ : سِنِيْنَ يَا نَهْضَةَ الدُّنْيَا انْهَضِي زَمَنَا
“Sungguh, Nahdlatul Ulama telah menapaki puncak kejayaan dalam seratus# tahun, wahai kebangkitan dunia, bangkitlah untuk menghadapi tantangan zaman”
Baca juga: Jokowi, Megawati, dan Sejumlah Menteri Hadiri Resepsi 1 Abad NU, Erick Thohir di Barisan Banser
(Tribunnews.com)