TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak diputar di bioskop XXI di kota Gorontalo dan Manado November 2022, Film Uti Deng Keke memang ditunggu oleh masyarakat di daerah lain.
Untuk itu Hartono Ko selaku produser film yang dibintangi oleh Roy Marten, Gary Iskak, Mongol Stress, Rency Milano dan Teguh Julianto, Didi Roa dll itu berusaha keras agar bisa diputar di jaringan bioskop besar yang ada di kota besar di Pulau Jawa
"Puji Tuhan film Uti Deng Keke akhirnya bisa diputar di bioskop CGV, salah satu jaringan bioskop raksasa," ujar Hartono Ko usai menggelar Grand Nobar Film Uti Deng Keke di bioskop CGV Green Pramuka, Jakarta Pusat.
Acara Grand Nobar film Uti Deng Keke dihadiri oleh Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo serta sejumlah pemain seperti Mongol Stress dan Teguh Julianto, Fannita Jacklin.
Sementara Nelson Pomalingo selaku penggagas film yang mengangkat kisah persahabatan beberapa remaja dua daerah yakni Gorontalo dan Manado dengan latar belakang keindahan destinasi wisata di dua wilayah provinsi di Sulawesi itu. Nelson mengaku bangga dan bahagia film yang digagas diputar di CGV bioskop bersekala nasional.
"Tentu saya sebagai penggagas sekaligus Bupati Gorontalo bangga dan bahagia film kebanggaan masyarakat Gorontalo dan Manado bisa diputar di bioskop CGV. Untuk itu saya menghimbau kepada masyarakat Gorontalo dan Manado dimana saja berada, untuk ramai-ramai ke bioskop CGV untuk nonton film Uti Deng Keke," ungkap Nelson berapi-api usia Grand Nobar Film Uti Deng Keke di CGV Green Pramuka Jakarta Pusat.
Dengan diputarnya film Uti Deng Keke di jaringan bioskop CGV, Nelson berharap kepada Hartono Ko selaku produser dari PT Gema Production untuk segera membuat sekuelnya.
"Saya berharap pak Hartono Ko selaku produser Uti Deng Keke untuk segera membuat sekuelnya, supaya jangan kehilangan momen dan ceritanya masih banyak yang bisa diangkat,' ujar Nelson.
Hartono pun menerima tantangan bupati Gorontalo tersebut dengan senang hati.
"Tentu dengan senang hati kami menerima tantangan bapak Bupati, hanya saja kami tidak bisa buru-buru memproduksi sekuelnya. Karena cerita dan penggarapannya harus lebih baik dari yang pertama," kata Hartono.