"Unik sih menurut aku, karena aku jadi lebih mengerti rasanya jadi Laras sih," tutup Shenina.
Mengusung Alur Cerita yang Tak Biasa
Lucky menyebut Dear David mengusung tema yang tak biasa.
Cinta segitiga, krisis identitas, eksplorasi seksualitas, serta persimpangan hidup remaja dengan media sosial jadi benang merah yang menjahit cerita coming-of-age ini.
Perjalanan ketiga karakter utama akan saling beririsan dan mendorong ketiganya untuk menerima serta lebih mencintai diri sendiri.
“Dear David membicarakan hal yang sangat universal, yaitu menerima dan mencintai diri sendiri, walau bungkusnya memang film remaja,” terang Lucky.
“Terutama bagi remaja dan di dalam media sosial, mereka selalu membandingkan diri dengan orang lain dan selalu ada tekanan mereka hadapi.
Sementara gagasan untuk menyayangi diri sendiri sudah agak jarang dan sulit dilakukan,” sambung Lucky.
Produser Palari Films, Muhammad Zaidy menyebut ide cerita Dear David datang dari sang penulis, Winnie Benjamin.
Winnie Benjamin kerap terinspirasi dari kehidupan pribadinya dalam menulis.
“Ide cerita yang datang dari penulis muda Winnie Benjamin di Palari Films memang terinspirasi dari kehidupan pribadinya sebagai penulis yang punya blog dan menulis fanfiction," papar Zaidy.
"Kami merasa ini unik dan menarik untuk dieksplorasi serta relevan dengan anak muda saat ini, juga cocok bagi mereka yang sudah melewati fase itu dan menemukan diri kembali,” tutup Zaidy.
(Tribunnews.com/Dipta)