Perusahaan ini juga melarang konten dewasa dalam iklan, termasuk ketelanjangan, penggambaran orang dalam posisi eksplisit atau sugestif, atau aktivitas yang bersifat provokatif secara seksual.
Meskipun tidak ada tindakan seksual yang ditampilkan dalam video tersebut, namun kontennya sugestif.
Hal ini menggambarkan bagaimana aplikasi berpotensi digunakan untuk menghasilkan konten seksual palsu.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna mengunggah video untuk dimanipulasi dan juga menyertakan lusinan templat video, banyak di antaranya tampaknya diambil dari TikTok dan platform media sosial serupa.
Baca juga: Emma Watson Tanggapi Kesalahan Foto Emma Roberts di Return to Hogwarts: Aku TIDAK Selucu Ini
Deepfake
Deepfake adalah konten yang memungkinkan wajah atau suara seseorang dalam video diubah atau dimanipulasi.
Biasanya, kreator Deepfake membuat video di mana selebritas dibuat seolah-olah mereka rela tampil di dalamnya, padahal sebenarnya tidak, dikutip dari NBC News.
Singkatnya, Deepfake dapat meniru wajah dan suara dari orang yang sebenarnya.
Teknologi ini semakin banyak digunakan untuk membuat pornografi nonkonsensual yang menampilkan wajah selebritas, pemberi pengaruh, atau siapa pun, termasuk anak-anak.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Emma Watson dan Scarlett Johansson