TRIBUNNEWS.COM - Grup Band Radja menerima ancaman pembunuhan dan disandera oleh 15 orang yang tidak dikenal setelah mengadakan pertunjukan musik di Johor, Malaysia pada hari Sabtu (12/3/23).
Dalam podcast bersama Denny Sumargo, grup band asal Banjarmasin ini menceritakan kronologi kasus tersebut bermula.
Vokalis Radja, Ian Kasela, mengungkapkan dirinya dihubungi temannya untuk tampil di Johor, Malaysia.
Pelaku dikenalkan dengan Ian Kasela sebagai perwakilan event dari pemerintah Malaysia.
Ian Kasela menyatakan bahwa mereka tampil selama dua jam penuh tanpa mengecewakan penonton.
Setelah konser, Radja diminta menunggu karena akan ada perwakilan dari Kedubes dan Kementerian Malaysia yang ingin berfoto bersama mereka.
Baca juga: Band Radja Dapat Ancaman Pembunuhan setelah Manggung di Malaysia, sang Drummer: Saya Pikir Ini Prank
Setelah menunggu setengah jam, Ian Kasela mengabarkan bahwa banyak fans yang bebas keluar masuk ruangannya dan tidak ada perwakilan dari pemerintah Malaysia yang datang.
Tak lama kemudian, 15 personel keamanan dan dua orang yang tak dikenal memasuki ruangan dan mengunci pintu, mengklaim bahwa gerombolan Radja akan disekap.
Orang-orang yang tak dikenal itu bertindak agresif dan kasar terhadap Radja kala itu.
Akibat kejadian itu, Ian Kasela dan rekannya mengaku mengalami trauma.
Ian juga dikabarkan mengalami mimpi buruk setelah kembali ke Indonesia.
Baca juga: Pelaku Penyekapan dan Pengancaman di Malaysia Dibebaskan, Grup Band Radja Minta Perlindungan ke LPSK
“Kami tidak mengerti apa masalahnya, mereka hanya membentak kami dan menyuruh untuk tetap diam lalu mengatakan jika kami mempermalukan mereka karena tidak mau mengadakan meet and greet."
"Kami kaget karena sebelumnya kami berfoto dengan banyak sekali orang, itu siapa?,” beber Ian Kasela dikutip dari Podcast Denny Sumargo, Senin (20/3/23).
Dalam kesempatan yang sama, Ian juga menceritakan mengenai ancaman pembunuhan yang Band Radja terima dari orang-orang tersebut.
“ You orang Indonesia jangan macem-macem. you balik lagi ke Malaysia, you mati,” ungkap Ian.
Setibanya di Indonesia, Ian menerima berita dari otoritas keamanan Malaysia.
Dua tersangka telah berhasil ditangkap dan pengadilan akan terus berlangsung hingga kasusnya selesai.
Kemenlu Malaysia Jamin Keamanan Radja
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Malaysia menjamin keamanan grup band Radja, ketika berada di negeri Jiran.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua LPSK, Edwin Partogi, bahwa terdapat Konsultan Jenderal di Malaysia, yang siap membantu Radja jika kembali tampil di Malaysia.
"Pihak Kedutaan Malaysia juga menjanjikan keamanan apabila band Radja kembali mentas di Malaysia, di manapun mentas kedutaan siap membantu demi keamanan untuk band Radja," kata Edwin, Jumat (17/3/2023).
Terlepas dari kepastian pengamanan, total dua tersangka dalam kasus tersebut tengah di proses hukum oleh pihak relevan di Malaysia.
"Proses hukum terhadap band Radja ini termasuk yang cepat dibandingkan dengan proses hukum masalah warga negara kita yang ada di sana yang lainnya," lugasnya.
"Ada dua tersangka yang sudah diproses, dan kemudian juga pihak Kemenlu kalau seandainya Radja akan kembali ke Malaysia, akan membantu untuk memberikan jaminan keamanan," tambahnya.
Sebelum itu, LPSK mengatakan akan segera berkomunikasi dengan pihak Kemenlu untuk memonitor kasus ancaman pembunuhan ke seluruh personel Radja.
Edwin juga menjelaskan, upaya tersebut dilakukan guna memastikan tindakan hukum terhadap kasus tersebut harus tetap berjalan.
"Upaya itu untuk memastikan bahwa apa yang dialami Radja di Johor itu ada tindakan hukum, dan diberikan kepada para pelaku, berharap Kemenlu dan kedutaan yang ada di Malaysia dan konsultan jenderal kita di Johor bisa memonitor kasus hukum tersebut," kata Edwin, di kantor LPSK, Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (14/3/2023).
Baca juga: Terungkap Penyebab Band Radja Diacam Dibunuh di Malaysia, Salah Paham Soal Jadwal Meet and Greet
Mengingat peristiwa tidak mengenakkan tersebut telah membuat seluruh personel Radja menjadi traumatik, Edwin pun menegaskan dengan jaminan penegakan hukum ke pelaku dapat memulihkan kondisi keseluruhan personel.
Dalam mencapai harapan itu, LPSK segera juga mendorong berupa upaya komunikasi untuk menegakkan hukuman, dan pelaku wajib ditindak.
Sehingga dapat memberikan efek jera, dan peristiwa serupa tidak terulang.
(Tribunnws.com/Rinanda/Anita)