News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Serunya 'Palmerah, Yuk!' Mulai City Story hingga Diskusi Menyuarakan Kegelisahan melalui Musik

Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Acara diskusi yang menjadi bagian dari acara Palmerah, Yuk!, digelar di Jakarta dan Yogyakarta pada 17-19 Maret 2023.

Musik tidak hanya menjadi hiburan bagi pendengarnya, lebih dari itu musik dapat menjadi mesin penggerak dan menstimulasi perjuangan sekaligus wujud dari upaya baik. Pengunjung bisa menikmati Bincang Sore ini sambil berkeliling Pasar Yakopan.

Tak cukup sampai di situ, pengunjung juga dapat menikmati Wayang Limbah Ki Samidjan.

Wayang ini merupakan wadah sosial budaya dan ekonomi kreatif yang mengutamakan nilai 5K (Kemanusiaan, Keberadaban, Keadilan sosio-ekologis, Kesatuan berbangsa-negara, dan Kesejahteraan umum) dalam mewujudkan kebudayaan yang beradab dan peradaban yang berbudaya, mengubah limbah menjadi bernilai tambah, menjadi bagian dari upaya memayu hayuning bawono.

Selain wayang, pengunjung juga dapat menikmati pertunjukan langsung dari Chols Verde.

Tak kalah seru, Palmerah, Yuk! hari kedua memberikan suguhan “Bincang Pagi: Hidup Berbela Rasa dan Selaras dengan Semesta” di Pasar Wiguna, Yogyakarta.

Bincang Pagi ini dilangsungkan dalam dua sesi. Sesi pertama pada pukul 09:00–10.00 WIB menghadirkan narasumber Founder Agradaya Asri Saraswati.

Fokus diskusi ini adalah alam dan spiritualitas. Menjaga kelestarian alam merupakan kewajiban sebagai manusia, upaya-upaya baik ini demi kebermanfaatan bagi lingkungan serta sesama. 

Agradaya adalah komunitas yang berawal dari keresahan Asri Saraswati ketika berada di Desa Minggir.

Para petani di sana tidak mendapat bantuan atau akses untuk memproses hasil olahannya dan melakukan distribusi, padahal seluruh proses itu seharusnya dapat berkesinambungan dan berpotensi besar. Asri membagikan pengalaman serta insight yang sangat bermanfaat di sesi pertama.

“Tidak ada akses informasi. Jadi, memang nggak banyak yang ngerti juga bahwa cara pengolahan yang benar itu seperti apa, sih? Misalnya kualitas ABCDE ini seperti apa, sih? Lalu, juga akses pasar. Ada yang bisa mengelola mungkin, tapi ketemu market-nya itu lagi,” ucap Asri.

Selanjutnya, sesi kedua berlangsung pada pukul 10.00–11.00 WIB bersama narasumber Komunitas Gelang Projo yang membentuk desa menjadi tujuan wisata menarik.

Dalam prosesnya mereka juga memberdayakan masyarakat sekitar dan membuka peluang baru.

Tidak hanya berperan secara ekonomi dengan membuat masyarakat sekitar menambah ladang penghasilan, Gelang Projo juga berperan secara sosial. Mereka ingin mempertahankan nilai-nilai lokal yang ada di desa tersebut.

“Kita juga kemudian mempunyai value, memandang bahwa ini akan kita jadikan estetika ke dalam pariwisata yang ada, ke dalam lingkungan misalnya. Sehingga saat misalnya ada satu pohon yang kita pertahankan untuk tidak ditebang, lalu pemilik lahannya ingin nebang, itu kemudian dua-duanya punya komitmen bersama,” ucap Shoim Setam, salah satu anggota komunitas Gelang Projo. 

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini