"Otak gua masih 'Ayo, ayo, ngapain' (berusaha terus berpikir)," sambungnya.
Erika tak ingin berteriak di lokasi kejadian lantaran tidak ingin suasana menjadi rusuh.
Ia berniat mengajak sopir taksinya ke hotel lantaran dirinya bisa meminta bantuan beberapa orang.
"Alasan kenapa gua minta dia ke hotel adalah kalau hotel itu pasti ada resepsionis, ada security, dan gua nggak sendiri."
"Itu bener-bener kanan kiri sawah, sawah yang jalannya cuma segini doang (sempit) dan gelap banget, nggak ada apa-apa."
"Gua ngelihat sampai ujung juga nggak ada apa-apa," ujarnya.
Dalam perjalanan ke hotel, ponsel Erika sudah dalam kondisi aktif dan siap untuk menyimpan bukti.
Saat itu, ia juga menanyakan alasan sang sopir ingin menciumnya.
"On the way ke hotel itu HP gue udah nyala untuk bukti ke polisi dan lain-lain."
"Sepanjang jalan gua tanya 'Kenapa, Pak, pengen cium?' 'Iya, Mbak, saya ada masalah keluarga'," tuturnya.
Sesampainya di hotel, Erika langsung merekam mobil dan sosok sopir tersebut.
Ia menantang sang sopir untuk keluar dari mobil.
"Pas udah nyampe di hotel, gua langsung ngerekam semuanya, mobilnya, plat nomornya, terus gua ke sopir depan, gua ketok ketok."
"'Buka, anjing', gua rekam mukanya," beber Erika.