Laporan Wartawan Tribunnews.com, Bayu Indra Permana
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Artis peran Jourdy Pranata cerita soal perjuangannya memulai karir yang sempat tak disetujui keluarga.
Lahir di keluarga berdarah Padang, keinginan Jourdy Pranata untuk jadi aktor sempat ditentang orangtuanya.
Sebagai laki-laki yang akan jadi suami dan tulang punggung, orangtua Jourdy Pranata ingin dirinya bekerja dengan penghasilan yang pasti.
"Berat yaa, kan keluarga Padang apalagi gua akan jadi tulang punggung terus diingetim ‘kamu akan punya istri blablablabla’ yaa gue pelan-pelan aja sih," ucap Jourdy Pranata di kawasan Cikini Jakarta Pusat, Rabu (3/5/2023).
Ketika ia sudah diizinkan untuk menjajal karir sebagai aktor, orangtunya menantang Jourdy untuk bisa sukses di usia 25 tahun.
Tantangan itu pun diterima Jourdy hingga akhirnya ia bisa membuktikan ke kekuarhanya bahwa di usia 24 tahun ia sudah ditawari untuk ikut main di film Habibie & Ainun 3.
"Cuman emang prosesnya gilak, gue ditegesin umur 25 kalau gak sukses harus ikutin kata mereka, ya gue terima itu gak masalah," terang Jourdy.
"Alhamdulillah dapat kerjaan di 24, terus di 25 main series juga terus masuk 26 dapet film Pengabdi Setan yaudah akhirnya," jelasnya.
Selama penolakan yang terjadi, Jourdy tak menyalahkan pola pikir orangtuanya. Ia memahami bahwa budaya yang terbangun di lingkungannya memang seperti itu.
"Gue gak menyalahkan orangtua gue punya pemikiran seperti itu karena mereka mungkin dididik sama kakek nenek gue seperti itu," ungkap Jourdy.
Ia memilih untuk membuktikan lewat penghasilan di dunia akting yang dimulai dari menjadi ekstras hingga mendapat porsi peran yang banyak.
"Ya pelan-pelan gue tunjukin duit hasil jadi ekstras ‘mah nih duit ekstras, mah dapet project ini duitnya segini’ gitu aja, setelah gue tunjukin progressnya dan nyokap lihat gue seneng ngerjainnya, gue juga bisa menjaga nama baik keluarga dan diri sendiri yaudah mereka merestui," terangnya.