Baca tanpa iklan
TRIBUNNEWS.COM – Partai politik (parpol) ramai-ramai mendaftarkan caleg dengan latar belakang artis ke KPU untuk turut ikut dalam Pemilu 2024 mendatang.
Darti banyaknya artis yang maju caleg, terdapat satu artis yang justru menolak saat ditawari.
Artis tersebut yakni dokter Tompi yang baru-baru ini membuka fakta terkait tawaran kepadanya itu.
Artis, penyanyi sekaligus dokter ini secara terang-terangan mengaku ada partai politik yang mencoba mendekatinya untuk bisa ikut sebagai calon legislatif pada pemilu 2024 mendatang.
Bukan tanpa alasan, penolakannya itu rupanya berkaitan dengan biaya yang akan dikeluarkan untuk keperluan kampanye.
Diakui dokter Tompi, kampanye membutuhkan modal yang cukup tinggi dari kantong masing-masing calon.
Baca juga: PSI Bawa Artis Maju Jadi Caleg, Selain Giring Ganesha Ada Komika Mongol dan Badai eks Kerispatih
Terkait hal itu,dikutip dari laman Tribunnews, Tompi tegas memilih mundur.
Tompi mengaku enggan jika harus mengeluarkan sendiri untuk kebutuhan kampanye itu.
"Pertanyaan saya waktu itu cuma satu sih, 'Oke, kalau saya maju, siapa yang bayari kampanyenya?', (kata orang partai), 'Oh, dari duit sendiri, mas Tompi', (kata Tompi), 'Wah, kalau gitu saya mundur'," jelas Tompi.
Menurut Tompi, jika nantinya ia harus mengeluarkan uang untuk kebutuhan kampanye yang cukup besar hingga akhirnya terpilih, ia mengatakan niatnya bisa saja tak murni untuk mengabdi kepada negara.
Lebih lanjut, Tompi mengatakan jika ia terpilih, bisa saja ia memiliki niat untuk mencari cara agar uang kampanyenya kembali.
"Terus ngeluarin uang banyak, pasti saya akan mikir bagaimana cara ngembaliin duit yang udah saya keluarin', itu manusiawi sekali sih," pungkasnya.
Sementara itu, terkait banyaknya artis yang ikut mendaftarkan sebagai caleg itu, pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin mengungkapkan bahwa hal tersebut merupakan kebutuhan suatu partai politik demi memenangkan pemilu 2024 mendatang.
Namun, dikatakan Ujang bahwa untuk memenangkan Pileg 2024 mendatang, faktor popularitas dari berbagai artis tersebut tidak bisa dijadikan tolak ukur atau ‘senjata utama’.