Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Secara historis Industri film global hanya 17 persen perempuan yang menyutradarai film terlaris, dan hanya 25 persen yang memegang peran penting di belakang layar.
Dalam skala lokal, statistik menunjukkan bahwa jumlah pembuat film perempuan Indonesia dan karya mereka tidak sebanyak dengan pembuat film laki-laki dan film mereka.
Baca juga: Airlangga Cinema Festival, Wadah Apresiasi Film Pendek Karya Anak Bangsa
Terkait hal ini, aktris sekaligus publik figur Cinta Laura, penting mempresentasikan perempuan dengan baik di sini perfilman.
"Butuh sekali generasi muda sadar sebagai perempuan kita punya potensi tidak terbatas," ungkapnya dalam konferensi pers L'Oréal Paris Kembali ke Cannes Film Festival 2023 Bersama Cinta Laura dan Putri Marino di Jakarta, Senin (22/5/2023).
Ia pun mengungkapkan keresahannya soal adakalanya aktris perempuan digambarkan dalam lensa laki-laki.
Baca juga: Frank Hutapea Dijodohkan dengan Cinta Laura, Begini Reaksi Hotman Paris
"Perempuan kadang-kadang diperlihatkan, lemah. Takut memperjuangkan apa yang dinginkan, tidak mau melawan norma yang ada," paparnya lagi.
Cinta menekankan jika bukan berarti memilih menjadi perempuan seperti itu salah.
Pemain film Jahat Arwah ini mengungkapkan jika sebagai manusia, laki-laki dan perempuan memiliki hak dan kesempatan yang sama.
"Dan buat aku pribadi penting sekali kita sebagai perempuan Indonesia menunjukkan bahwa sebagai perempuan memiliki banyak kekuatan," tegasnya.
Cinta pun mengungkapkan bahwa dirinya sebagai perempuan tidak takut untuk beropini, konfrontasi dan berdebat.
Namun, mungkin tidak semua orang bisa menerima itu.
Cinta Laura Ingin Menunjukkan Kehebatan Perempuan Indonesia
L'Oréal Paris, brand kecantikan #1 dunia kembali hadir sebagai Official Partner Festival Film Cannes sejak tahun 1997.
Tahun ini, lebih spesial dengan kehadiran dua ikon lokal perfilman Indonesia: Cinta Laura Kiehl dan Putri Marino.