Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepustakaan Populer Gramedia (KPG) terbitkan buku karya Dekan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Bondan Kanumoyoso berjudul Ommelanden: Perkembangan Masyarakat dan Ekonomi di Luar Tembok Kota Batavia.
Buku ini merupakan disertasi yang hadir dengan proses yang cukup panjang, yaitu 11 tahun lamanya.
"Makan cukup lama (yaitu) 11 tahun. Buku ini berasal dari disertasi," ungkapnya dalam acara peluncuran buku Ommelanden: Perkembangan Masyarakat dan Ekonomi di Luar Tembok Kota Batavia, 1684-1740 di Depok, Rabu (7/6/2023).
Baca juga: Bamsoet Apresiasi Peluncuran Buku Biografi Menkumham Yasonna Laoly
Bondan menjelaskan jika buku ini mulanya merupakan sebuah upaya menggali sejarah masyarakat yang tinggal di kota Jakarta dan sekitarnya.
Tantangan yang sangat terasa adalah ketika mencari sumber dari dokumen-dokumen yang berbahaya Belanda abad ke-17.
Nyatanya, setelah proses yang panjang, dokumen tersebut sebagian besar tersedia di Arsip Nasional (Anri).
Pada acara launching dan diskusi buku ini, Dosen FIB UI, Peneliti Budaya Betawi, dr Zeffry Alkatiri pun turut menghadiri dan memberikan komentar.
Ia mengungkapkan jika buku sejarah yang menceritakan Jakarta dahulu, sebenarnya memang sudah ada.
Sebagian buku yang ditulis merupakan penulis asing.
Kehadiran buku Ommelanden ini menurut Zeffry memberikan warna yang berbeda dari buku-buku terdahulu.
Menurutnya, pada buku-buku terdahulu, tulisannya bersifat monolog dan agak 'angkuh.'
"Berbeda dengan Bondan, yang tidak monolog namun dialogis," tutur Zeffry.
Di sisi lain, buku Ommelanden sebagian besar diambil dari arsip dan catatan notaris sehingga bersifat lebih akurat.
"Sehingga sudah menjawab langsung pertanyaan. Saya anggap paling benar. Selain itu, membaca buju ini mendapatkan beberapa refleksi sejarah secara kompleks sistemik dan lengkap," papar Zeffry lagi.
Lebih lanjut, Zeffry mengungkapkan jika buku Ommelanden ini telah meneruskan dan mengembangkan historigrafi yang pernah tulis oleh sejarawan FIB sebelumnya terkait perkembangan kota Batavia.
"Bahkan mengisi sisi yang belum dikaji sebelumnya," pungkasnya.