Pertama diawali dari Bugi Ramadhana yang mendapat tekanan kerja.
"Tapi begitu udah hampir mau ke tahun ketiga, kita ngerasa udah makin nggak sehat."
"Akhirnya kita mutusin untuk resign aja, dia (suami) duluan dapet pressure-nya," ucap Andhara Early.
Namun, Andhara Early pun juga merasa demikian dan ia pun tak bisa untuk bertahan lebih lama lagi.
"Ternyata selang tiga bulan setelah dia resign, aku pun ngalamin hal yang kurang lebih sama."
"Terus diskusi lagi, kalau misalkan aku bertahan, aku juga gila nih," tuturnya.
Di sisi lain, Andhara Early pun mengaku memiliki kewajiban yang harus dipenuhi, termasuk KPR.
Saat itu, mereka yakin segera mendapat pekerjaan baru.
"Kalau misalnya nggak bertahan, kita masih punya kewajiban-kewajiban yang harus kita penuhi."
"Kita masih punya cicilan KPR, 12 tahun lagi harus kita bayar."
"Kita ngerasanya 3-6 bulan insya Allah udah dapet pengganti pekerjaan yang baru," lanjut Andhara Early.
Hingga akhirnya, mereka sepakat untuk melunasi KPR dengan tabungan dan aset yang dimiliki.
"Kita dapet pelajaran banget dari situ, kita mutusin untuk kita lunasin, kita punya tabungan berapa, kita punya aset apa aja, kita jual semua, biarpun kita harus habis-habisan."
"Tapi kita tenang, setidaknya bulan berikutnya kita udah nggak harus bayar cicilan lagi, kita nggak ditagih-tagih lagi," sambungnya.