Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menu makanan berbahan daging kambing merupakan hal lumrah disantap saat perayaan Idul Adha.
Daging kambing memiliki kandungan gizi, di antaranya protein, kalium, hingga kalsium.
Sebagian masyarakat meyakini daging kambing mengandung kolesterol tinggi sehingga bisa memicu masalah kesehatan.
Dilansir dari laman resmi Kementerian Kesehatan, dr. Yogi Subandra Dwitama dari RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta, mengatakan yang disalahkan bukan daging kambingnya.
"Tapi bagaimana cara memproses daging kambing," ungkap dr Yogi.
Dalam proses pengolahan kambing, seringkali menambahkan banyak garam.
Baca juga: Benarkah Daging Kambing Sebabkan Hipertensi dan Kolesterol Tinggi?
Hal ini biasanya dilakukan untuk memberikan rasa yang lebih gurih pada daging kambing, selain juga untuk mengurangi bau amis.
"Namun, penambahan garam dalam jumlah yang terlalu banyak pada daging kambing bisa memberikan dampak negatif bagi kesehatan manusia, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan," kata dr Yogi lagi.
Sebaiknya, dalam proses pengolahan daging kambing, penggunaan garam dibatasi, kemudian disesuaikan dengan selera masing-masing.
Penggunaan bumbu-bumbu lain seperti rempah-rempah atau bawang putih dapat memberikan rasa yang lebih enak pada daging kambing.
Tanpa harus menambahkan terlalu banyak garam.
Hubungan daging kambing dan kolesterol
Lebih lanjut, dr Yogi mengungkapkan jika pada penelitian didapatkan daging merah seperti pada daging kambing tanpa lemak atau lean meat, tidak meningkatkan kolesterol jahat dalam darah.
Sedangkan pada daging berlemak, daging olahan, minyak, makanan cepat saji merupakan sumber lemak jahat (jenuh) yang dapat menyebabkan peningkatan kolesterol.