Kondisi itu terus dia alami hingga turun panggung.
Dia bahkan sempat membentak salah satu pengawalnya agar tidak menyentuh dirinya.
Tapi di tengah kondisi demikian, sebelum masuk ke dalam mobil lalu kembali ke vila, Happy sempat menoleh ke arah fans dan melemparkan senyum.
"Aku masih bisa kendalikan buat senyum ke semua orang yg udah berjejer di deket mobil meski terus berlawanan "cie elah setengah kesurupan masi bisa senyum haha."
"Terus tetep dipaksa buat masuk mobil akhirnya Masuklah aku ke mobil dan saat itu juga aku perang sm pikiran aku sendiri buat mengendalikan badan aku sendiri. Tapi badanku malah makin sakit," ujarnya.
Happy menceritakan bagaimana dirinya sempat memukul-mukul kepalanya sendiri saat tiba di vila.
Saat itu dia merasakan beban yang cukup berat pada kepala juga pundak hingga leher atasnya.
Dia sampai menekan-nekan wajahnya untuk meringankan rasa sakit yang dia rasakan hingga timnya mendatangkan seorang yang bisa memulihkan kondisinya.
"Dan tiba tiba fyuwh. Ada spesial person disana yang malah buat badan aku sakit banget. Ken gatau di bacain apa tapi real ngebuat KAKU BANGET BERASA KAYAK LAGI DI CABUT BULU KETEK GITU LOH."
"Pedihnya seluruh badan. Aku sadar juga kalo lagi di tanyain. Tapi aku ngomong kayak ga ada suaranya. Jadi bapak bilang gini klo ga salah "LE METUO LE, GANTENG NGONO. KENAL AKU RA? Aku jawab, tapi lagi" ga ngerti itu keluar mulut atau enggak."
"Krn gabisa ngendaliin diri sendiri. Akhirnyaaaaaaaaaaa setelah dirukiyah apa gimana tadi aku sudah sedikit rilex dan bisa diajak bicara," katanya.
Penjelasan Medis Kesurupan Seperti yang Dialami Happy Asmara
Pedangdut Happy Asmara baru-baru ini dikabarkan mengalami kesurupan saat konser pada malam jumat di Pasuruan, Jawa Timur.
Fenomenal kesurupan selalu dikaitkan dengan hal gaib dan mistik.
Nyatanya, kesurupan ini juga punya penjelasannya dari sisi medis yaitu termasuk ke dalam dissociative trance disorder.
Dilansir dari ICD-11 for Mortality and Morbidity Statistic oleh WHO, kesurupan merupakan gangguan jiwa ditandai dengab perubahan nyata pada kondisi kesadaran individu.
Serta rasa identitas pribadi yang biasa dimiliki individu digantikan oleh identitas 'kepemilikan' eksternal.
"Gejala-gejala tersebut tidak muncul secara eksklusif pada gangguan disosiatif lain. Tidak dapat dijelaskan dengan lebih baik oleh gangguan mental, perilaku, atau perkembangan saraf lainnya," tulis laman tersebut dilansir Tribunnews, Minggu (1/10/2023).
Ciri khas dari dissociative trance disorder. adalah bahwa identitas pribadi individu digantikan oleh identitas 'memiliki' eksternal.
Dikaitkan dengan pengaruh roh, kekuatan, dewa atau entitas spiritual lainnya, yang tidak terjadi pada Trance Disorder.
Selain itu, dalam dissociative trance disorder, serangkaian perilaku yang lebih kompleks dapat ditunjukkan, yang dialami sebagai dikendalikan oleh agen yang merasuki.
Kebanyakan keadaan trance kerasukan berlangsung singkat dan sementara serta terkait dengan pengalaman budaya dan agama.
"Pengalaman-pengalaman ini tidak dianggap patologis dan diagnosis. Tidak boleh ditegakkan berdasarkan kejadiannya.
Keadaan trance kerasukan hanya boleh dianggap sebagai ciri-ciri gangguan mental," kata laman tersebut.
Perilaku atau gerakan ini sering kali bersifat stereotip dan mungkin mencerminkan pengaruh dari budaya.
Lebih lanjut, dijelaskan jika keadaan kesurupan inj dapat dipicu oleh stres emosional yang signifikan, kemarahan, atau frustrasi yang meningkat.
Bisa juga karena letidakharmonisan rumah tangga, trauma terkait perang, dan konflik antarpribadi terkait masalah agama atau budaya.
Keadaan trance dapat terjadi dalam kelompok (yaitu, beberapa kasus terjadi dalam jarak waktu dan/atau jarak yang dekat).
Dan mungkin berhubungan dengan sugestibilitas massal.
(Tribunnews.com/Anita K Wardhani/Aisyah) (Tribun-Medan.com/Septrina Ayu Simanjorang)