Lalu pada tahun 2022 di bulan November, justru Ringgo lah yang terkena.
"Ini kena kedua kali nya, umur pertama 15 tahun. Sabai juga pernah kena. Saya, istri saya dan anak pertama," kata Ringgo lagi.
Usai sembuh, Ringgo sekeluarga semangat untuk melakukan vaksin DBD sebagai bentu pencegahan.
Mereka pun memaksimalkan pencegahan lainnya.
Ringgo dan Sabai sedari dulu memang telah menerapkan hidup bersih.
Namun keberadaan DBD ini membuat keduanya lebih teliti dan maksimal lagi.
"Jadi kita begitu tahu ada vaksin DBD langsung semangat banget. Kita sudah maksimal bersihkan rumah, pemeriksaan jentik, penyemprotan wilayah kompleks. Hingga penanganan kecamatan," tutur Ringgo.
Selain itu, mereka pun rutin menerapkan gaya hidup yang sehat dan lebih memerhatikan sumber kemungkinan bersarangnya nyamuk.
"Diperhatikan lagi. Sampai punya taman belakangan, sering area becek. Kita babat saja, tidak tahan nyamuk yang ada. Kami (saat ini) belum bisa menyesuaikan memberikan perawatan maksimal," tutupnya.