Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Promotor telah mengeluarkan jumlah persentase pengembalian gelang Xyloband dalam konser Coldplay di Jakarta pada 15 November 2023.
Sejauh ini Jakarta mencapai angka 77 persen dalam pengembalian gelang xyloband.
Baca juga: Promotor Buka Suara Soal Pengembalian Xyloband Konser Coldplay di Indonesia: Ada 77 Persen
Namun angka tersebut menuai kritik dari warganet melihat presentase 77 persen dinilai masih berada di bawah negara-nagara yang juga di kunjungi Coldplay dalam rangkaian tur konser mereka bertajuk Music of the Spheres.
Berikut merupakan beberapa kota di negara lain yang juga memiliki persentase paling tinggi dalam pengembalian gelang Xyloband Coldplay.
Data tersebut juga diunggah dalam setiap konser Coldplay di negara lain salah satunya di Jakarta.
Tokyo, Jepang 97 persen- Copenhagen, Denmark 96%
- Buenos Aires, Argentina 94%
- Kaohsiung, Taiwan 93%
- Gothenburg, Swedia 85%
- Amsterdam, Belanda 82%
- Berlin, Jerman 80%
Kemudian Jakarta dipastikan mencapai sebesar 77 persen dalam pengembalian gelang Xylobands Coldplay.
Hal itu dikonfirmasi oleh Image Dynamics mewakili PK Entertainment dan TEM Presents selaku promotor konser Coldplay di Jakarta.
Informasi tersebut didapat dari pihak management dari grup musik asal Inggris, Coldplay.
"Pihak manajemen Coldplay telah mengkonfirmasi kepada pihak promotor, yaitu TEM Presents dan PK Entertainment, bahwa tingkat pengembalian Xyloband untuk konser Coldplay yang berlangsung pada 15 November 2023 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta adalah 77%," tulis keterangan resmi yang diterima Tribunnews.com, Rabu (22/11/2023).
Kemudian Image Dynamics memastikan kabar pengembalian Xylobands konser Coldplay di Jakarta hanya 52 persen dinilai tidak benar.
"Sehubungan dengan informasi yang beredar terkait tingkat pengembalian Xyloband konserColdplay di Indonesia sebesar 52%, kami selaku selaku konsultan public relations promotor Coldplay Music of the Spheres World Tour 2023 Jakarta ingin mengklarifikasi bahwa informasi tersebut salah," ujarnya.