TRIBUNNEWS.COM - Musisi Kenan Loui Widjaja mengatakan bahwa musik adalah hobi yang bisa dipelajari.
Menurut dia, pengetahuan musik yang diperoleh secara otodidak dan melalui kursus musik memiliki perbedaan. Terutama dari segi teknik.
“Yang paling terasa itu adalah teknik. Cara mereka bermain teknik dasarnya beda,” kata Keenan yang terlibat dalam penyelenggaraan Yamaha International Highlight Concert 2023 di Artpreneur, Jakarta, belum lama ini.
“Seperti orang yang memang terlatih berulang-ulang dengan orang yang berlatih lebih ke kreativitas, mendengarkan lalu dimainkan. Selain teknik dasar, bahasa juga berpengaruh,“ lanjut dia.
Maka, ia menyarankan berlatih musik idealnya dimulai sedari kecil yakni umur 4 tahun.
Ia mengaransement lagu untuk salah satu penampilan murid-murid Yamaha Music School dari Indonesia yakni ETHNOSEPTA yang menyanyikan medley lagu-lagu tradisional Indonesia.
Baca juga: Jelang Tampil di Konser 50 Tahun God Bless, Anggun C Sasmi Bagikan Potret Lawas dengan Para Musisi
“Sebenarnya saya hanya membuat dasarnya saja, mereka yang mengembangkan,” tutur Keenan.
Menurut dia, bukan hal yang sult dilakukan karena para anggota Ensamble adalah juara nasional tahun lalu yang secara kualitas mereka sudah bagus, terutama kemampuan individual.
“Jadi saya hanya memberikan audio guide dan partitur dasar, mereka tinggal mempelajari sendiri,” ucap Kenan.
Bagi Keenan, tantangan membangun aransemen untuk para muridnya, tak sebearap. Hanya masalah meluangkan waktu berlatih bersama.
Keenan menceritakan untuk pembuatan aransement medley lagu–lagu tradisional Indonesia, tergolong cepat, yakni 2 minggu.
Namun yang lebih lama adalah menyatukan visi untuk mendapatkan moodnya dan dinamikan yang sesuai.
Yamaha International Highlight Concert pertama kali diadakan pada tahun 2019 di Singapura, sebagai penyatuan beberapa event, yakni Asia Pacific Junior Original Concerts, Yamaha Electone Festival, Yamaha Junior Piano Competitions, Popular Music Course Comptetition dan konser lainnya yang menampilkan siswa yang telah berpartisipasi dalam berbagai kegiatan Yamaha Music School.
Selain menampilkan karya klasik pada piano, karya orisinal yang digubah oleh pemain siswa Junior Original Concert*1, dan improvisasi*2.
Sejumlah siswa menampilkan pertunjukan improvisasi dalam format estafet, menggunakan musikalitas mereka sendiri untuk mengembangkan motif (melodi) pendek kira-kira dua birama, yang dikumpulkan dari para penonton.
Penampilan improvisasi ini akan menunjukkan sekilas manfaat dari pendidikan musik komprehensif yang "menumbuhkan kreativitas", yang merupakan salah satu prinsip filosofi Yamaha Music School.
Event di Jakarta kali ini merupakan event kelima dan menjadikannya konser tatap muka pertama dalam empat tahun terakhir, setelah event kedua, ketiga, dan keempat yang diselenggarakan secara online.
Yang menarik, di panggung acara yang berlangsung selama lebih dari 3 jam ini menghadirkan Wayang sebagai visual utamanya memakai batik dengan pola mega mendung bermotif awan.
Adapun maksud dari penampakan 2 unsur di visual utama tersebut mewakili harapan dan semangat membara konser kali ini.