Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI kembali mencatat temuan terbaru, tiga kasus lumpuh layu (Acute flaccid paralysis/AFP) akibat polio di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Padahal sebelumnya Indonesia telah dinyatakan bebas Polio (Eradikasi Polio) pada tanggal 27 Maret 2014.
Terkait hal ini, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu ingatkan jika polio bisa sebabkan kelumpuhan permanen.
"Penyakit polio dapat menular dan mengakibatkan kelumpuhan permanen. Terutama pada anak yang belum mendapatkan imunisasi polio lengkap," ungkapnya pada konferensi pers Kemenkes, Jumat (12/1/2024).
Polio sendiri kata Maxi bisa dicegah dengan memberikan anak imunisasi lengkap.
Untuk imunisasi polio yang diberikan yaitu vaksin polio tetes atau oral polio vaccine (OPV) pada usia satu bulan, dua bulan, tiga bulan, empat bulan.
Baca juga: Komnas KIPI Bantah Vaksin Polio Tidak Efektif pada Anak Usia di Bawah Empat Bulan
Kemudian vaksin polio suntik atau inactivated polio vaccine (IPV) yang diberikan pada usia empat bulan dan sembilan bulan.
Selain imunisasi, faktor lain yang perlu diperhatikan untuk cegah penularan adalah kondisi lingkungan.
Lingkungan yang tercemar, sanitasi buruk dan sumber air tercemar tinja juga berpotensi sebabkan penyebaran polio.
"Polio ditularkan melalui lingkungan yang tercemar tinja mengandung virus polio. Sekali pun punya toilet, tapi pembuangannya ke sungai. Virus itu bisa bertahan hidup beberapa waktu di air dan tanah," tutupnya.