TRIBUNNEWS.COM - Pengacara Sunan Kalijaga menengaskan belum ada perdamaian dengan pelaku pemukulan putranya, Sean Sunan, singgung tanggung jawab.
Seperti diketahui, Sean Sunan mengalami dugaan pengeroyokan yang terjadi di lingkungan sekolah pada Kamis (2/3/2023) silam.
Lebih dari 11 bulan peristiwa tak pantas itu terjadi, rupanya belum ada perdamaian antara pihak Sunan Kalijaga dengan terduga pelaku.
"Perlu disampaikan kasus ini belum ada perdamaian," kata Sunan Kalijaga dikutip dari YouTube Nit Not, Kamis (1/2/2024).
Kendati demikian, Sunan Kalijaga mengaku sudah dipertemukan dengan orang tua terduga pelaku setelah kejadian nahas yang menimpa putranya tersebut.
"Yang ada pada saat kejadian bullying atau kekerasan yang terjadi di sekolah, saya selaku orang tua bersama istri saya tentunya mengadukan pertama ke pihak sekolah."
"Sehingga pihak sekolah memanggil orang tua (terduga pelaku) dan kami juga selaku orang tua korban untuk dipertemukan di sekolah," ungkapnya.
"Sesuai gambar ini (foto pertemuan) gambar ini diambil di sekolah, bahwa Pak Umar dan Bu Monalisa mengakui bahwa anak terduga sebagai pelaku adalah anak mereka," imbuhnya sambil menunjukan bukti.
Dalam pertemuan itu, menghasilkan sebuah surat pernyataan yang dibuat oleh ayah terduga pelaku.
Surat itu berisikan permohonan maaf orang tua terduga pelaku terhadap Sunan Kalijaga.
"Ada surat pernyataan juga dari Pak Umar yang menyatakan permohonan maaf kepada saya, atas perbuatan anaknya yang telah melukai putra saya," terangnya.
Baca juga: Sunan Kalijaga Sayangkan Orang Tua Pelaku Pengeroyokan Anaknya Tak Hadir dalam Agenda Diversi
Tak hanya itu orang tua terduga pelaku juga mengaku siap bertanggung jawab.
"Pak Umar juga menyatakan bahwa dia akan bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu cidera atau sakit, inilah suratnya yang dibuat Bapak ini saat itu di hadapan kepala sekolah, ada guru-guru, ada kami semua," ungkap Sunan.
Namun mantan kuasa hukum Ferry Irawan itu pun dibuat bingung tatkala kasus putranya masuk ke ranah hukum.
"Dari awal kami mengetahui orang tua (terduga pelaku) Pak Umar dna Ibu Monalisa, namun pada saat masuk ke prose hukum kami merasa bingung."
"Karena pada saat proses hukum berjalan ada muncul yang katanya ini orang tua asli (terduga pelaku), orang tua kandung, di tingkat kepolisian sendiri kami dipertemukan dengan orang berbeda," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Sunan Kalijaga sempat kecewa orang tua terduga pelaku tak dihadirkan dalam agenda diversi.
"Jujur hari ini saya sangat kecewa," ujar Sunan dalam pemberitaan sebelumnya.
"Kok ada ya orang tua di mana ini adalah momen penting bagi anaknya, baik itu anak angkatnya, anak kandungnya, inia dalah momen penting atau final bagi anaknya bisa lanjut ke persidangan atau selesai dengan baik, secara kekeluargaan," lanjutnya.
Suami Heidy Sunan itu pun mantap melanjutkan perkara tersebut setelah orang tua terduga pelaku mangkir.
"Menguatkan hati kami sekeluarga bahwa, kalau orang tua kandung dan angkatnya saja tidak menghormati hukum, tidak mendampingi anaknya, ya buat apa kami mencabut laporan," terangnya.
Hal itu pun memantik kekecewaan Sunan lantaran kasus itu telah lama bergulir.
Ia menganggap tidak ada itikad baik keluarga terduga pelaku dalam kasus tersebut.
"Kami pihak dari korban merasa sangat kecewa, selama tujuh bulan itikad baik dari keluarga si pelaku itu memang tidak ada sama sekali," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Gabriella)