Lama rentang waktu yang mereka jalani di bidangnya bukan main-main. Karenanya mereka disebut maestro kesenian.
"Konsep wiraga, wirama, serta wirasa sudah jauh dilampauinya, dan yang mampu ada dan selalu ada adalah "kasunyatan" yang senantiasa bersemayam di dalam tubuhnya, dan itulah sejatinya," ujar Sulistyo Tirtokusumo, Dewan Artistik Panggung Maestro lainnya.
Gelaran ini merupakan persembahan Yayasan Bali Purnati bekerja sama dengan Direktorat Perfilman, Musik dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia.
Didukung pula oleh gerakan Purnati Indonesia, Bank Negara Indonesia (BNI) dan PT Bluebird Group.
Panggung Wacana
Mendukung Panggung Maestro III diselenggarakan pula sebuah forum berjudul “Panggung Wacana” untuk mengartikulasikan nilai-nilai di balik layar yang mungkin tidak terungkap dalam pementasan.
Dengan topik besar kali ini yaitu ‘Akulturasi Budaya’, kita akan menguak sejarah perpaduan budaya yang terjadi hingga melahirkan budaya dan kesenian masa kini di Kalimantan Selatan dan Jambi.
Narasumber yang akan berbicara dalam forum kali ini adalah Mukhlis Maman, DRS (mantan Pamong Budaya Madya Kalimantan Selatan) dan Dr. Sri Purnama Syam, SST,.M.Sn (peneliti budaya dari Jambi).
Kedua pegiat seni yang telah mendampingi perjalanan para Maestro ini akan berbagi pengetahuan yang jarang diangkat dalam media-media untuk diteruskan oleh kaum muda masa kini.