Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pengelolaan Imunisasi Kementerian Kesehatan Prima Yosephine ungkap risiko bahaya jika anak tidak mendapatkan imunisasi.
Anak yang tidak mendapatkan imunisasi mudah terkena penyakit.
"Karena dia tidak terproteksi dantidak terlindungi. Jadi kalau ada penyakit tempat dia tinggal anak akan mudah jatuh penyakit,"ungkapnya pada media briefing Pekan Imunisasi Dunia yang diselenggarakan Kementerian Kesehatan, Senin (18/3/2024).
Selain itu, kalau penyakit tersebut tidak tertangani dengan baik dan malah menjadi komplikasi, ada bahaya lain yang mengintai anak, yaitu kecacatan.
"Tapi kalau akhirnya jatuh ke cacat tentu sangat disayangkan. Generasi penerus kita cacat, tentu kita tidak bisa berharap banyak," tambahnya.
Bahaya lain yang tentu tidak diinginkan adalah berakhir dengan kematian.
Baca juga: Kemenkes: 1,8 Juta Anak Indonesia Belum Dapatkan Imunisasi
"Tentu ini yang tidak kita harapkan," tegasnya.
Oleh karena itu, ia menghimbau pada orangtua untuk melakukan imunisasi pada anak.
Selain itu, orangtua juga diimbau untuk melengkapi dosis imunisasi anak.
Dengan harapan, anak bisa terlindungi dan kekebalan populasi (herd immunity) dapat terbangun.
"Kalau anak-anak yang tidak lengkap atau tidak diimunisasi berkumpul satu tempat, maka kita tahu herd immunity kita cita-citakan tidak akan tercapai," tambahnya.
Kalau kekebalan populasi tidak tercapai, maka masyarakat tersebut daerah tersebut rentan terdampak penyakit
Akibatnya, akan sangat mudah daerah ini terinfeksi atau terdampak Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I).
Di antaranya polio, hepatitis B, pertusis, difteri, haemophilus influenzae tipe B, campak dan tetanus.
Sedangkan PD31 bisa berujung pada kejadian luar biasa (KLB).
"KLB ini sebenarnya sama dengan wabah dalam konteks kecil. Tentu ini akan mengakibatkan beban pada pemrintah daerah dan pemerintah pusat," tutupnya.