Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hotman Paris Hutapea mengaku enggan masuk kabinet pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Salah satu alasan Hotman, bila dirinya menjadi menteri, pendapatannya akan sangat jauh dibanding profesinya kini sebagai salah satu pengacara di Indonesia.
"Kalau gua jadi menteri berapa sih gajinya? Paling tinggi Rp 100 juta. Gua satu kasus bisa Rp 5 M. Kalau 10 kasus Rp50 M," ujarnya di Kopi Gemoy, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Sabtu (19/10/2024).
Hotman mengatakan, menjelang pemanggilan kandidat menteri-wakil menteri Prabowo, ia rutin bertemu dengan Ketua Harian DPP Partai Gerinda Sufmi Dasco Ahmad.
Baca juga: Mengapa Hotman Paris Tidak Dipanggil Prabowo ke Kediamannya? Bukan Calon Menteri?
Dalam beberapa kali pertemuannya itu, Hotman menyampaikan kepada Dasco bahwa dirinya lebih senang membantu presiden dengan caranya sendiri.
Ia ingin memberikan bantuan hukum gratis kepada masyarakat lewat Hotman 911.
"Saya akan khusus membantu presiden untuk pengais-pengais keadilan seperti ini.
Mereka akan kasih perhatian khusus. Kebetulan saya pengacaranya Prabowo 25 tahun," kata Hotman.
"Dan mereka tahu saya sebagai pengacara sangat makmur, duitnya banyak banget.
Jadi nggak mungkin saya tinggalkan itu," celetuknya.
Terkait kandidat menteri-wakil menteri yang sudah dipanggil Prabowo, Hotman mengaku belum bisa banyak berkomentar.
Namun, ia melihat puluhan tokoh yang dipanggil Prabowo itu cukup sesuai dengan latar belakangnya masing-masing.
"Jadi kalau kandidat sekarang, ya kita belum bisa komen. Tapi cukup sesuai dengan background masing-masing, cukup sesuai," ucapnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul 25 Tahun Jadi Pengacara Prabowo, Hotman Ogah Masuk Kabinet: Kalau Jadi Menteri Gaji Cuma Rp 100 Juta