Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ali Usman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gong pergulatan Kongres PSSI sudah ditabuh. Ketua Komite Normalisasi, Agum Gumelar bahkan langsung memagari kongres mendatang dari serangan kelompok pemilik suara pendukung Toisutta-Panigoro, dengan sejumlah alasan rasional yang disebut Agum sebagai oleh-oleh dari Zurich.
Setidaknya, saat ini Agum Gumelar telah menyiapkan dua peluru jitu menghadapi kemungkinan adanya pergerakan dalam kongres yang harus terlaksana sebelum 30 Juni mendatang. Seperti diketahui, kelompok pemilik suara PSSI pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro menyatakan bakal kembali memperjuangkan dua nama tersebut dalam kongres, apapun risikonya.
Peluru pertama Agum Gumelar yang dibawanya dari Zurich adalah soal agenda kongres. Ketua Komite Normalisasi itu dengan tegas mengatakan, tidak ada agenda apapun dalam kongres mendatang, kecuali hanya memilih Ketua, Wakil Ketua, serta anggota Exco PSSI.
"Agendanya hanya memilih Ketua, Wakil Ketua Umum dan Exco PSSI," ujar Agum Gumelar setibanya dari Swiss.
Dengan demikian, dalam kongres mendatang, Agum Gumelar akan bersikap tegas untuk menolak segala bentuk pengajuan agenda baru, termasuk agenda memasukan nama Toisutta-Panigoro ke dalam daftar nama-nama calon Ketua Umum, dan Wakil Ketua Umum.
Dengan hanya mengagendakan pemilihan tersebut, maka peluang para pendukung Toisutta-Panigoro mengajukan agenda lain, juga termasuk meminta agar Komite Banding pimpinan Achmad Riyad bicara dalam kongres, bakal dengan mudah dapat Agum patahkan.
Sedangkan peluru kedua yang disiapkan Agum Gumelar, adalah penegasan jika kongres mendatang merupakan kongres luar biasa. Artinya, kongres yang diselenggarakan bukan dalam keadaan normal, dimana aturan mainnya harus selaras dengan Statuta.
"Kongres biasa memang empat tahunan. Tapi kali ini beda. Yang empat tahunan itu kongres biasa. Namun, kali ini kongres luar biasa," ujar Agum Gumelar buru-buru membuat statement jika kongres mendatang merupakan kongres luar biasa.
Jika demikian, Agum Gumelar tak perlu lagi kebingungan saat dicecar soal Statuta seperti kongres 20 Mei kemarin. Sifat kongres yang sudah dalam tahapan luar biasa tersebut, memang memungkinkan untuk sedikit melenceng dari aturan Statuta yang biasa dipakai dalam kondisi normal.
Meskipun tetap saja ada aturan dalam Statuta yang mengatur bagaimana pelaksanaan kongres luar biasa, namun setidaknya, dengan dua peluru tersebut Agum Gumelar tentunya bakal lebih percaya diri menghadapi kongres yang harus kelar sebelum 30 Juni mendatang.