TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wali Kota Solo, Joko Widodo, mengatakan, wilayah kekuasaannya bukanlah wajah baru dalam persepakbolaan Indonesia. Bahkan, Solo tak lain merupakan kota digelarnya Pekan Olahraga Nasional (PON) untuk pertama kalinya pada tahun 1948.
"Spirit itu yang ingin kita kembalikan di Kongres ini," katanya di The Sunan Hotel, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (9/7/2011).
Oleh karena itu, tak ayal, Solo disebut sebagai ibunya sepakbola tanah air. Jokowi pun tak menampik dengan sebutan tersebut, dan sepaham jika sepakbola sudah selayaknya dikembalikan kepada ibunya, diawali dengan gelaran Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI yang akan dimulai pada pukul 10.00 Wib, hari ini.
Ia pun mengingatkan tiga nasehat pendiri PSSI, Insinyur Surati yang mengatakan bahwa PSSI adalah alat perjuangan untuk kebangsaan. Selain itu juga menjadi alat persatuan dan kekuatan. Suratin juga menyatakan agar tak goyah jika menghadapi halangan dan rintangan.
"Itulah tiga hal dari Insinyur Suratin yang patut kita teladani dari penyelenggaraan Kongres ini. Semoga kita mendapatkan Ketum baru dan memberikan karakter yang kuat menuju sepakbola jaya," imbuhnya. (*)