News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rudy Hartono: Terapkan Sistem Promosi Degradasi di Pelatnas Bulutangkis

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rudy Hartono

Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Glery Lazuardi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Pusat (PP) Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) diminta untuk segera melakukan evaluasi menyeluruh setelah kegagalan Tim Piala Sudirman Indonesia mencapai babak semifinal pada perebutan Piala Sudirman 2013.

Kegagalan Tim Piala Sudirman menembus babak semifinal merupakan yang pertama kali sejak turnamen bulutangkis nomor beregu campuran itu dipertandingkan semenjak dilangsungkan pada tahun 1989.

Pada babak 8 besar, Tim Piala Sudirman Indonesia bertemu dengan Tim Piala Sudirman Cina. Walaupun sempat memberikan perlawanan, namun Liliyana Natsir dkk harus pulang lebih cepat dikarenakan kalah 2-3 pada pertandingan yang berlangsung lima partai di Putra Stadium, Kuala Lumpur, Malaysia pada Kamis (23/5/2013).

Kekalah Indonesia atas Cina merupakan yang kedua kalinya pada Piala Sudirman 2013. Di babak penyisihan level 1 grup a, Indonesia kalah memalukan atas Cina 0-5. Undian mempertemukan Indonesia dengan Cina di babak 8 besar.

Mantan pebulutangkis nasional, Rudy Hartono mengatakan, kekalahan pebulutangkis Indonesia terletak pada kondisi mental pebulutangkis.

Menurutnya, pebulutangkis Indonesia seolah-olah dibuat tidak berdaya menandingi permainan Cina. Padahal pebulutangkis Indonesia secara permainan tidak kalah apabila dibandingkan dengan pemain Cina.

“Pemain Indonesia tidak memiliki kemauan keras, seharusnya pemain mempunyai kemauan untuk meraih kemenangan. Saat pertandingan itu, yang berbicara mental. Pemain Cina itu juga manusia yang bisa dikalahkan jika pemain memiliki kemaun keras untuk mengalahkannya.,” ujarnya saat dihubungi, Kamis (23/5/2013).

Pada pertandingan menghadapi Tim Piala Sudirman Cina, Tim Piala Sudirman Indonesia mempunyai peluang untuk menang. Indonesia sempat unggul 2-1, setelah pasangan ganda campuran dan ganda putra meraih poin.

Pada partai pertama, pasangan Tontowi Ahmad / Liliyana Natsir meraih kemenangan atas pasangan Cina, Xu Chen/ Ma Jin 21-18, 14-21, 21-16. Sementara pada partai ketiga, pasangan Rian Agung Saputro / Angga Pratama mengalahkan pasangan Cai Yun / Fu Haifeng 19-21, 21-18, 21-15.

Peraih delapan kali gelar juara All England itu menilai, keunggulan Indonesia dari Cina memang terletak di nomor ganda campuran dan ganda putra. Memang dua nomor itu saja yang mampu diharapkan, sementara kelemahan Indonesia terletak di nomor tunggal (putra- putri) dan ganda putri.

Dia meminta, kepada PP PBSI untuk segera membenahi nomor tunggal dan ganda putri yang dinilai sebagai titik lemah tim Indonesia. Sebagai bentuk kegagalan seharusnya pemain didegradasi dari pelatnas bulutangkis yang terletak di daerah Cipayung, Jakarta.

“Pemain sudah dikontrak dengan biaya yang mahal, seharusnya mereka memainkan permainannya di lapangan dengan sangat bagus. PBSI seharusnya melakukan degradasi kepada pemain yang tidak sesuai harapan,” ujarnya.

Kegagalan pebulutangkis Indonesia di Piala Sudirman menambah sederet hasil buruk bagi perbulutangkisan nasional.

Masyarakat Indonesia dibuat malu saat untuk pertama kalinya sejak bulutangkis dipertandingkan di Olimpiade pada 1992, para pebulutangkis Indonesia gagal meraih medali di Olimpiade London 2012.

Pupus tradisi emas Indonesia di multievent cabang – cabang olahraga antara negara – negara di dunia itu.

Rudy Hartono menilai, bulutangkis Indonesia saat ini bisa dikatakan mengalami kemunduran, bukan lagi jalan di tempat.

Indonesia mulai tertinggal dari negara – negara di kawasan Asia lainnya seperti Jepang, Taiwan, Korea Selatan, bahkan Thailand.

“Tanyakan kepada pengurus yang ada saat ini kenapa bisa terjadi seperti itu,” tambahnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini