TRIBUNNEWS.COM – Pembalap McLaren, Jenson Button mengaku tak nyaman kerap dibandingkan dengan pembalap playboy, mendiang James Hunt. Katanya, kekasihnya, Jessica Michibata kerap uring-uringan kalau dirinya disebut-sebut sebagai playboy.
Ganteng, atletis, berprestasi, dan tajir. Pada masanya pembalap asal Inggris Jenson Button memang adalah seorang "Ladies Man", pria yang banyak dikelilingi wanita. Namun, ia tak ingin dirinya disamakan dengan mendiang James Hunt yang dikenal sebagai playboy kelas berat.
"Ya saya tahu banyak orang yang menilai sepintas saya mirip dengan James Hunt," kata Button belum lama ini. "Dan asal tahu saja, kekasih saya (Jessica Michibata, Red) sangat tak senang dengan perbandingan tersebut."
Di masa kejayaannya, Hunt yang aktif membalap pada 1973 dan 1979 ini dikenal "raja minyak". Ia berkencan dengan banyak aktris, model, dan penyanyi dari Inggris. Petualangan asmaranya terhenti ketika ia meninggal karena serangan jantung pada 1993 di usia 45 tahun.
Kenangan akan Hunt menggema kembali setelah film tentang dirinya "Rush" kini diputar di Eropa. Button, yang juga pembalap asal Inggris ini disebut punya banyak kesamaan dengan Hunt.
Pembalap McLaren ini juga memang dikenal flamboyan. Sejumlah model dan aktris tersohor pernah jatuh dalam pelukannya di antaranya Louise Griffiths, dan Florence Brudenell-Bruce. Terakhir, hubungan asmaranya dengan model Jepang Jessica Michibata awet bertahan sejak 2009 lalu.
"Saya sudah melalui fase gila-gilaan. Kini saya hanya ingin punya keluarga kecil yang tentram, dan jauh dari kebisingan. Saya mendapatkan itu dari Michibata. Ia perempuan yang bisa menenangkan saya," kata Button.
Memasuki usianya yang ke-33 tahun, Button kini memang sudah "jinak", dan lebih dewasa lagi dalam menjalani hidup. "Saat muda saya memang banyak bersenang-senang dengan sejumlah perempuan. Banyak pesta, dan kehidupan malam. Saya tak pernah menyesali hal itu. Tapi sekarang saya sudah berubah. Saya memang masih suka dugem, tapi sekarang jauh lebih terkontrol," tutur salah satu atlet terkaya di Inggris ini.
Belakangan ini, ia memang menyalurkan energinya pada hal yang positif. Ia bergitu tergila-gila pada triathlon, dan kerap mengikuti lomba ketahanan tubuh tersebut di berbagai negara. Untungnya, kekasihnya yang sekarang, Jessica Michibata, juga punya selera yang sama, hingga keduanya kerap terlihat mengikuti triathlon bersama.
Begitu tergila-gilanya Button pada triathlon hingga ia mendirikan acara rutin Jenson Button Trust Triathlon, yang dananya yang didapat disalurkan untuk orang yang membutuhkan. "Ide acara ini sederhana, saya menantang orang-orang untuk lomba triathlon dengan saya. Dan saya yakin di Inggris ini banyak sekali yang ingin mengalahkan saya. Mereka harus bayar untuk ikut acara ini. Jika menang mereka dapat hadiah. Sialnya, banyak atlet profesional yang ikut hingga saya kalah banyak," ujarnya.
Tak bisa dipungkiri, wajah Button yang ganteng menjadi salah satu jualannya hingga meski prestasinya kini tak terlalu mengilap, ia diperpanjang kontraknya oleh McLaren sampai 2015 mendatang. Salah satu pertimbangan dalam merekrut pembalap di antaranya memang adalah ia punya banyak penggemar, dan juga laris menjadi model sejumlah produk.
"Saya kira jika Anda berada dalam tim yang bagus, yakni salah satu dari tiga tim besar, Anda lebih baik tetap tinggal di sana," ungkap juara dunia 2009 ini.
2013 memang bukan saat keberuntangan bagi McLaren. Tim yang terbiasa berdiri di jajaran tim teratas F1 ini harus terperosok ke papan tengah. Padahal 2014 merupakan tahun terakhir bagi McLaren dalam menjalin kerja sama dengan Mercedes sebagai supplier mesin. Sebab setelahnya, tim yang menjadi juara dunia kali terakhir pada 1998 ini bakal kembali memakai mesin Honda.
"Musim 2015 menjadi saat yang menantang bagi semua tim. Saya senang bakal bekerja sama dengan partner baru dan mesin baru. Ini juga sangat penting bagi tim di masa depan," kata Button. (Tribunnews.com/den)