Singky sebenarnya sudah pensiun dari equestrian sejak 1988, dan meninggalkan olahraga berkuda tersebut dari 1998.
"Karena itu saya sempat berpikir, jangan-jangan KONI Jatim salah pilih orang, koq menunjuk saya sebagai pimpro berkuda untuk PON 2016 itu," paparnya.
Menurut Singky, kesediaan dan kesiapannya untuk menerima 'amanah' yang diberikan oleh KONI Jatim tetap dilandasi kecintaannya pada equestrian dan olahraga berkuda umumnya.
"Target saya, justru dalam waktu dekat Jatim khususnya Surabaya harus sudah punya klub berkuda, sebagai sarana belajar dan latihan berkuda. Selama ini Jatim khususnya Surabaya belum punya klub equestrian yang refresentatif," jelas Singky.
"Salah satu yang membuat saya bersedia ditunjuk dan semangat menerima amanah itu adalah karena KONI Jatim bersedia memenuhi keinginan saya," sambung Singky.
Ia menegaskan, kepercayaan dan amanah yang diberikan KONI Jatim menumbuhkan tantangan yang luar biasa untuknya.
"Tantangan dan tugas ini berat, tapi saya suka," katanya.
Menurut Singky, sekarang ini tidak mungkin baginya untuk bicara target.
"Belum tepat waktunya, nanti dibilang sombong," tegasnya