News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ibu Oetari dan Kisah Tanah Pamulang Equestrian Center Yang Tergerus

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Oetari Soehardjono (tengah) diapit Singky Soewadji (kanan) dan Dhimam Abror Djuraid (kiri)

Saat ini, sekitar dua hektar lahan yang membentang di sisi kiri PEC sudah dipatok-patok untuk pembangunan jalan tol ruas Pamulang - Bumi Serpong Damai (BSD), sebagai perpanjangan tol Cinere-Pondok Cabe.

Yang membuat Dhimam Abror Djuraid dan Singky Soewadji tidak habis pikir adalah lahan PEC yang terkena pembebasan untuk pembangunan ruas tol Pamulang-BSD itu dianggap sebagai lahan tidur, lahan tidak produktif.

"Pengukurannya sudah dilakukan beberapa waktu lalu. Lahan saya yang terkena pembebasan itu dianggap sebagai lahan mati," papar ibu Oetari. Proses pembangunan jalan tol Pamulang-BSD itu disebut-sebut baru akan dimulai akhir tahun ini.

Namun, Dhimam Abror Djuraid dan Singky Soewadji tidak yakin proyek pembangunan jalan tol itu bisa direalisasikan sesuai rencana.

Proyek itu tak bisa berjalan jika ada unsur pemaksaan dan kesewenang-wenangan dalam pembebasan lahan. Menurut Abror, dua hektar lahan PEC yang pembebasannya dipaksakan itu bukanlah lahan mati, atau lahan tidur apalagi lahan tidak produktif.

"Sudah jelas ini adalah lahan untuk proses pembiakan, peternakan dan pembibitan berkuda," jelas Abror. Ketua Harian KONI Jatim itu mengimbau komunitas berkuda nasional mengkritisi hal itu.

"PEC ini sudah menjadi bagian terintegrasi dalam perkembangan berkuda nasional. Mestinya PEC justru didorong untuk dijadikan semacam cagar budaya," tegas mantan wartawan sekaligus Pemred Harian 'Jawa Pos' dan 'Surya' Surabaya itu. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini