News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

PTMSI Harus Segera Rekonsiliasi

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Triyanto Saudin dan istri

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tak bisa dipungkiri jika tenis meja Indonesia berada dalam situasi kemelut. Komunitas tenis tenis nasional masih terbelah antara kubu pendukung Dato Tahir, yang memimpin PP PTMSI selama dua periode sejak 2002, dan kubu pro 'caretaker' bentukan KONI Pusat.

Dalam pandangan Triyanto Saudin, ketua umum PP PTMSI 2000-2002, kondisi yang memayungi organisasi PTMSI ini sangat memprihatinkan.

"Masalah yang mendera PTMSI ini sebenarnya hampir sama dengan PSSI. Ada perseteruan di tingkat elit, lalu konflik di level dibawahnya, diwarnai pecahnya kepengurusan provinsi. Kalau kemelut di organisasi ini tak menjadi isu atau bahan pembicaraan di masyarakat luas, mungkin karena popularitas tenis meja tak seperti sepakbola," papar Triyanto Saudin kepada tribunnews.com, Sabtu (7/12/2013).

Menurut Triyanto, dalam kondisi yang sangat memprihatinkan itu, masih bisa dibilang bagus jika atlet-atlet tenis meja terbaik nasional saat ini tetap dapat berkompetisi di SEA Games Myanmar.

Di satu sisi, kemelut yang terjadi di organisasi tak sampai menimbulkan perpecahan di unsur 'grassroot' yakni para atlet. Apalagi, atlet memang tak boleh menjadi korban. Atlet harus tetap diberi apresiasi. Demi kehormatan bangsa, kepentingan atlet harus diutamakan.

"Karena itu apa pun yang terjadi mereka harus diberangkatkan ke SEA Games," terang Triyanto Saudin. Kendati demikian, Triyanto tetap mengkritisi situasi abnormal yang menyungkup tenis meja nasional itu.

"Situasi ini tak boleh dipertahankan. Kedepannya, yang rugi tentu atlet sendiri," tegasnya. Dia bahkan menyerukan, segera dilakukannya rekonsiliasi.

"Mestinya kesiapan atlet-atlet terbaik kita membela kehormatan bangsa melalui keikutsertaannya di SEA Games itu menjadi momentum untuk rekonsiliasi. Bersama-sama memberikan dukungan untuk pencapaian puncak prestasi mereka," ungkap suami dari Vivi Effendi, senator atau anggota DPD/MPR RI dari Jakarta.

Triyanto menyatakan, jika PTMSI masih dilanda konflik, otomatis 'stakeholder' tenis meja nasional sulit untuk melakukan proses pembinaan secara optimal. Padahal, pembinaan yang baik adalah 'bekal' utama PTMSI dalam upaya peningkatan prestasi.

"Kita ini sama seperti Vietnam atau Myanmar, yang bermodalkan pembinaan. Kita tak bisa seperti Singapura, yang bisa membeli atlet-atlet terbaik dari Cina," ujar Triyanto, yang terpilih sebagai ketum PP PTMSI melalui Munas tahun 2000 di Kediri, Jatim. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini