TRIBUNNEWS.COM - Karateka Faisal Zianudin gagal meraih medali emas di SEA Games 2013 di Myanmar.
Peraih medali emas SEA Games 2007 dan 2011 itu merasa diperlakukan tidak adil dengan keputusan wasit.
Wasit memenangkan karateka Myanmar, Min Hein Khant di babak semifinal kata dengan skor 1-4. Padahal Faisal menggunakan jurus Chatanyara Kusanku yang tingkat kesulitannya lebih tinggi.
Sedangkan lawannya hanya menggunakan jurus kanku yang tingkat kesulitannya dua kali lipat di bawah jurus yang digunakan Faisal, karateka asal Sulawesi Selatan tersebut. Selain itu lawan yang dihadapinya juga telah melakukan kesalahan dan keseimbangan yang goyang.
Pelatih karate Mursalim Badoo, menilai bahwa kegagalan Faisal mempertahankan emas SEA Games tersebut akibat konspirasi.
"Faisal di babak semifinal itu menghadapi wakil. Myanmar. Jika menang maka akan berhadapan dengan karateka Malaysia yang tentu bagi mereka akan sulit menang. Makanya dewan hakim yang diketuai Malaysia memaksakan memenangkan Myanmar yang kualitasnya jauh lebih rungan," ujar Mursalim seperti dikutip Antara.
Kejadian semacam itu kata Mursalim bukanlah hal yang baru. Sebelumnya kejadian serupa juga terjadi di beberapa kejuaraan dunia termasuk kejuaraan karate Asia Tenggara (SEAKF) di Filipina dan Kejuaraan Karate Asia (AKF) 2013.
"Ketua dewan hakim Asia itu dipimpin orang Malaysia. Adappun wasit kita hanya sebagai pimpinan pertandingan sehingga tidak bisa berbuat sesuatu," ujar Mursalim.
Selain Faisal karateka Indonesia lain yang gagal merebut emas SEA Games 2013 adalah Aswar dan Fidelis yang merupakan pasangan Faisal di nomor kata. Begitu juga dengan Hendro Salim yang hanya bisa merebut perunggu dan Wiwi Pertiwi yang hanaya bisa mengamankan perak.