News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Triputra Yusni Prawiro: Eqina Harus Terus Maju

Editor: Toni Bramantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rider-rider Pegasus disertai Bibit Sucipto saat menikmati liburan di Bali

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hanya berselang beberapa jam setelah rampungnya perhelatan akbar Equestrian Indonesia (EQINA) melalui AEK Memorial III, Triputra Yusni Prawiro langsung 'terbang' ke Pulau Dewata.

Namun, liburan ke Bali ini bukan sekadar hadiah untuk pencapaian prestasi 'rider-rider' Pegasus Stable pada gelaran AEK Memorial III tersebut.

"Ini sudah lama direncanakan, anak-anak memang perlu penyegaran setelah sekian lama berlatih, berlatih, dan berlatih terus," demikian
dikemukakan pemilik dari klub berkuda equestrian yang berdomisili desa Kinasih, Kabupaten Bogor, Jabar, itu. Triputra Yusni Prawiro dengan disertai Bibit Sucipto, salah satu pembina utamanya di Pegasus, dan 'rider-rider' terbaik mereka, yang sebagian adalah putra-putranya sendiri, berlibur di Bali hingga pekan terakhir Desember.

"Alhamdulillah, banyak orang mengatakan 'event' AEK Memorial III terselenggara dengan baik. Itu yang lebih utama. Kalau kemudian
dikatakan atlet-atlet Pegasus sebagai tuan rumah juga sukses itu bonus saja," ujar Triputra Yusni Prawiro.

Pegasus Stable memiliki catatan penting dalam perkembangan EQINA.

Rangkaian program kegiatan EQINA 2013 berawal dan berakhir di Pegasus. Pada 1-3 Februari 2013, EQINA menggelar 'training-camp' bagi puluhan 'rider' dari berbagai klub anggotanya di sini.

'Training-camp' dengan melibatkan instruktur equestrian global ini sekaligus menjadi sarana pembekalan bagi para rider' sebelum mereka terjun menghadapi berbagai kompetisi.

Kegiatan ini juga menjadi sarana mempererat hubungan antar-atlet, pemilik kuda, stable, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, tak terkecuali kalangan dunia usaha atau sponsor.

Setelah itu kemudian dilakukan kegiatan serupa dengan wujud pelatihan bersama, termasuk yang diadakan di Anantya Riding Club (ARC) Gunung Putri, Bogor, mendahului perhelatan AEK Memorial II di Pulomas.

Pelatihan bersama terbukti menjadi sarana yang ampuh dalam upaya peningkatan kemampuan tehnik dan memupuk ketahanan mental atlet. Para 'rider' yang mengikuti pelatihan bersama di ARC dengan penanganan langsung oleh Nico Pelelalu dan James Momongan selaku instruktur memperoleh kemajuan yang signifikan pada penampilannya di AEK II tersebut.

Triputra Yusni Prawiro menjelaskan, 'training-camp' atau pun pelatihan bersama seyogyanya memang berupa pelatihan fisik, teknik,
mental, dan penyeragaman peraturan pertandingan.

"Saya sangat setuju jika 'training camp' atau pelatihan bersama itu kedepannya perlu ditingkatkan lagi. Intinya, EQINA harus terus maju. Karena itu upaya-upaya konstruktif harus terus dilakukan," terang Triputra Yusni Prawiro.

Pemilik Pegasus Stable ini juga setuju jika untuk 2014 kiranya bisa lebih diupayakan didatangkan 'instruktur tamu' dari mancanegara, yang
tujuan utamanya tentu untuk lebih 'mempersatukan' penunggang dan tunggangannya, yaitu atlet dan kudanya.

"Memperbanyak 'coaching-clinic' juga penting dalam upaya untuk mempercepat penyamaan visi antara atlet dan kudanya," paparnya.

Triputra Yusni Prawiro seperti kembali ingin mengingatkan bahwa equestrian adalah disiplin berkuda yang memiliki keunikan luar biasa.

Inilah olahraga di mana dua mahluk hidup dituntut untuk saling berinteraksi. Inilah juga olahraga di mana harus terjalin kerjasama
yang erat, bukan dengan sesama manusia, melainkan dengan si kuda. Kuda adalah mitra, bukan sekadar alat. Kuda tak dapat berbicara, tapi mereka juga memerlukan interaksi dengan si penungang untuk saling memahami.

Pada pertengahan September, EQINA mendatangkan mantan atlet Olimpiade Hongkong Khenet Chang, menyajikan 'course' atau klinik 'show jumping' yang diikuti puluhan 'rider' terbaik dari beberapa perkumpulan anggota EQINA.

Pada pertengahan Desember, tepatnya bersamaan dengan gelaran AEK Memorial III pada 13-15 Desember itu, Pegasus juga mendatangkan pelatih 'show jumping' berkebangsaan Belanda Pieter Jan Berker untuk memberikan 'coaching clinic' sekaligus melihat langsung penampilan 'rider-rider' terbaik Indonesia pada perhelatan akbar pamungkas EQINA tersebut.

Pieter Jan Berker adalah mantan kepala pelatih tim berkuda Indonesia di SEA Games 2011. Sebelum ke Pegasus pada Kamis (12/12-2013), Pieter Jan Berker pada Selasa dan Rabu lebih dulu melakukan 'pemantauan' di Arthayasa Stable milik Rafiq Hakim Radinal di Ciganjur, Jakarta Selatan. (tb)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini