News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

BSI Proliga 2014

Jakarta Electric PLN Ditekuk Solo Bank Jateng 2-3

Penulis: Murtopo
Editor: Dewi Pratiwi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim voli putra Jakarta Electric PLN vs tim Solo Bank Jateng.

Laporan Wartawan Berita Kota Super Ball dari Pekanbaru, Murtopo

TRIBUNNEWS.COM, PEKANBARU - Tim voli putra Jakarta Electric PLN harus mengakui keunggulan tim Solo Bank Jateng 2-3 (24-26, 22-25, 25-15, 25-18, 14-16) di pertandingan perdana BSI Proliga 2014.

Tim asuhan Putu Marhaento itu nyaris meraih kemenangan pertamanya. Setelah kehilangan dua set pertama, Fikri Septian dan kawan-kawan mampu mengamankan dua set untuk menyamakan kedudukan 2-2.

Serangan-serangan dari pemain asing asal Brasil Dos Santos Cezen Moises bersama Kadek Yuliadi cukup menyulitkan para pemain Solo Bank Jateng. Bahkan Moises kerap berduel di depan net dengan pemain asing Solo Bank Jateng, Legran Sizervincio Machado

Salah satu penyebab kekalahan Jakarta Electric PLN ada di perebutan poin penting di set penentuan. Mereka tampak tegang dan terburu-buru. Ketika posisi poin 13-13, jump servis Fikri Septian ke luar lapangan pertandingan.
Setelah gagal mengamankan poin penting tersebut, tim Jakarta Electric PLN yang sudah mulai percaya diri kembali terterkan dan akhirnya menyerah 14-16 di set penenuan.

"Tadi anak-anak belum bisa main lepas. Banyak bola-bola servis yang mati sendiri. Sementara di perebutan poin-poin kritis lawan kami bermain lebih tenang," ujarĀ  pelatih Jakarta Electric PLN, Putu Marhaento.

Meskipun demikian Putu mengaku sedikit puas dengan penampilan timnya. Mereka sudah bisa menunjukkan mental bertanding yang bagus.

"Mental anak-anak mulai bagus, sudah tertinggal 0-2 bisa mengejar ketertinggalan. Sementara tidak puasnya karena tim kami kalah," ujar Putu.

Sementara itu menurut pelatih Solo Bank Jateng, Ruhadi Mulyo, setelah unggul 2-0 di dua set awal, timnya malah terlalu percaya diri. Mereka terlalu berkonsentrasi menyerang sehingga melupakan resive atau bola penerimaan.

"Di set kelima saya tekankan kepada anak-anak agar membangun serangan dimulai dari resive yang baik," ujar ruhadi Mulyo.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini