TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA - Tim basket putra Universitas Surabaya (Ubaya) tampil sebagai juara kompetisi Liga Mahasiswa (Lima) basketball Seasons 2 setelah menundukkan Universitas Esa Unggul (UEU) Jakarta dengan skor 76-45 dalam final yang berlangsung di GOR Universitas Negeri Yogjakarta (UNY) Minggu 24/2).
Kemenangan tersebut seperti menjadi obat atas kegagalan yang dialami putri Ubaya yang ditundukkan Unair pada laga final sebelumnya,Seperti pertandingan putri, duel Ubaya dengan UEU juga berjalan ketat dan cenderung keras.
Permainan ngotot dan agresif sama-sama diperlihatkan kedua kubu. Ubaya yang dimotori Yericho Tuasela langsung menggebrak dan memimpin dalam pengumpulan poin. Mereka berhasil menutup quarter awal ini dengan keunggulan 20-14.
Namun The Swans yang menjadi julukan UEU tidak menyerah, mereka bangkit dan mengejar ketertinggalan. Dengan strategi fast break, Suhandi dan kawan-kawan berhasil menyusul dan membalikkan skor menjadi 32-29 pada akhir kuarter dua. Kondisi itu terus dipertahankan sampai akhir kuarter tiga dalam kedudukan 51-48,
Pada kuarter empat atau akhir, tim Ubaya yang ditangani pelatih Welllyanto bermain lebih menekan lewat lemparan bola dibawah jaring. Hasilnya efektif, mereka sukses menyamakan kedudukan 53-53 pada pertengahan awal kuarter empat.
Ubaya yang pada awalnya sempat kedodoran berhasil bangkit sekaligus mempertahankan keunggulan yang mereka rebut pada kuarter terakhir dan menutup pertandingan dalam kedudukan 74-65 untuk memastikan diri tampil sebagai juara
Yericho Tuasela dan Ardi menjadi pencetak poin tertinggi bagi Ubaya yang masing masing mengemas 19 dan 15 poin. Sedangkan dari UEU, tiga pemain mereka Freddy Bachtiar, Dewah Wiratno dan Suhandi sama-sama mencetak 10 poin bagi tim mereka.
Pelatih Ubaya Wellyanto mengaku kalau cedera yang dialami pemainnya itu sempat menjatuhkan mental anak asuhnya. Namun mereka berhasil segera bangkit dan mengejar sekaligus membakikkan kedudukan “ Secara mental, para pemain juga mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan tersebut,”ujarnya.
Dari kubu UEU, faktor tidak adanya big men di kubu mereka menjadi salah satu penyebab kekalahan ini ”Ketiadaan big men menjadi penyebab utama kekalahan kali ini,” ungkap asisten pelatih UEU Abrizalt.
Meski begitu, dirinya mengaku tidak terlalu kecewa, karena hasil yang dicapai tahun ini lebih baik daripada keikutsertaan mereka tahun lalu.
“Tahun lalu kami peringkat empat dan sekarang ada di nomor dua. Ini adalah peningkatan,” tandasnya.
Sementara pada laga sebelumya,tim putri Universitas Airlangga (Unair) Surabaya keluar sebagai juara setelah menundukkan juara bertahan Universitas Surabaya (Ubaya) dengan skor 65-49 .
Hasil ini ini juga meneguhkan dominasi Unair atas rival sekota itu. Keunggulan itu terjadi saat Unair berhasil menundukkan Ubaya dalam perebutan gelar juara wilayah timur beberapa waktu lalu.
Duel kedua tim ini sendiri berjalan seru, saling kejar poin tersaji sepanjang laga. Sejak awal, baik Unair maupun Ubaya menerapkan permainan menyerang dan atraktif. Penonton juga terhibur oleh aksi aksi lemparan tiga angka yang siilih berganti dilancarkan kedua kubu.